Ia mencontohkan, klub raksasa Liga Italia, Juventus, pun sempat terjerat kasus serupa pada medio 2006.
(Baca Juga: Runtuhnya Era Kerajaan Sriwijaya, Klub Kendaraan Politik yang Ingin Tampil Heroik Bak Juventus)
"Juventus itu pada 2005 gelarnya dicabut terus turun ke kasta B karena pengaturan skor. Jadi kalau mau dibilang di level itu pun ada, berarti kemungkinan besar di Indonesia juga ada, ya kan. Itu nomor 1, poinnya saya pikir yang paling penting seperti itu," katanya.
"Maka jawaban saya sangat mungkin, itu yang pertama. Perbedaannya adalah kalau di Italia diusut, sampai diberikan vonis kepada Juventus bahkan gelar dicabut turun ke Serie B."
Sementara itu, lanjut Ferdinand, kasus pengaturan skor yang terjadi di Indonesia biasanya hanya menguap begitu saja tanpa ada konklusi yang jelas.
Ferdinand curiga, bahwa ini tak terlepas dari sikap federasi (PSSI) yang tak memiliki keinginan kuat untuk memberantas skandal yang mencoreng nilai-nilai luhur dalam dunia sepak bola.
Selain itu, lanjut Ferdinand, andai PSSI memang memiliki komitmen kuat untuk memberantas mafia sepak bola, tentu skandal ini bisa dituntaskan hingga ke akar-akarnya.
"Nah di sini, kayaknya tidak akan sampai pada penuntasan kasus. Ya, akan selesai menguap," ucap Ferdinand.
"Nanti ganti musim baru ya orang-orang akan lupa. Kenapa? Ya, ini karena sikap federasi. Federasi tidak punya keinginan yang kuat untuk membereskan ini. Kalau Federasi memiliki keinginan yang kuat, saya yakin sangat mudah."
Editor | : | Ramaditya Domas Hariputro |
Sumber | : | jateng.tribunnews.com |
Komentar