Berakhir sudah drama ihwal destinasi anyar gelandang timnas Indonesia, Zulfiandi untuk kompetisi musim 2019.
Klub asal Jawa Timur, Madura United resmi mendapatkan jasa gelandang 23 tahun tersebut.
Senin (31/12/2018), Zulfiandi diresmikan sebagai rekrutan baru tim beralias Laskar Sape Kerrap untuk Liga 1 2019.
Tentu bagi pendukung Madura United, kedatangan Zulfiandi adalah kado manis penghujung 2018.
Terlebih, kedatangan gelandang asal Aceh itu melengkapi daftar pemain bintang dalam tubuh Madura United.
Sebelum Zulfiandi, Madura United lebih dulu resmi mengikat Andik Vermansah dan M Ridho Jazulie.
Kepiawaian Zulfiandi sebagai pemegang kendali permainan di sektor tengah adalah alasan ketertarikan Laskar Sape Kerrap.
Manajer Madura United, Haruna Soemitro berkata, mendaratkan Zulfiandi bukan hal mudah karena harus bersaing dengan tim-tim luar negeri.
"Tidak mudah mendapatkan tanda tangan Zulfiandi, karena yang berminat terhadap pemain ini tidak hanya dari klub Indonesia, tapi cukup banyak dari Thailand dan Malaysia," kata Haruna.
Maka tak heran jika oleh mantan pelatih timnas Indonesia, Luis Milla, Zulfiandi disebut memiliki kualitas Eropa.
Arsitek asal Spanyol itu menegaskan bahwa Zulfiandi dengan kualitas yang dimiliki layak berkiprah di Benua Biru.
Ketenangan dalam mengontrol permainan, akurasi umpan yang apik, serta sepakan keras nan terukur menjadi senjata sang pemain.
Baca Juga:
- Piala Asia 2019, Satu Jebolan Liga 1 Tampil di Ajang Bergengsi Benua Kuning
- Satu Lagi, Winger Timnas Indonesia Dibidik Klub Luar Negeri
- Kaleidoskop Timnas Indonesia 2018 - Manis untuk Usia Muda, Pahit bagi Senior
Hal ini diungkapkan mantan juru taktik timnas Indonesia di Piala AFF 2018, Bima Sakti.
Seperti diketahui, Bima Sakti merupakan asisten Luis Milla saat masih melatih timnas Indonesia.
Menurut Bima Sakti, Luis Milla sangat terkesan dengan kemampuan Zulfiandi selama melatih Indonesia.
"Saya dan Luis Milla sempat berdiskusi soal Zulfiandi. Dia harus terus dijaga semangatnya dan ditingkatkan lagi performanya. Dia adalah pemain yang sangat penting untuk tim," tutur Bima.
Bima Sakti kemudian bercerita bagaimana Luis Milla mengagumi kualitas dari Zulfiandi.
"Coach Luis Milla bahkan pernah menyampaikan bahwa dengan kualitasnya, Zulfiandi bisa bermain di Eropa."
"Kalau saja Luis Milla menemukannya saat masih berusia 13 tahun, mungkin Zulfiandi akan dibawa dan dicoba di akademi Barcelona," ucap pelatih timnas U-19 Indonesia ini.
Padahal sebelum ini, nama Zulfiandi sempat terancam pensiun dini dari dunia si kulit bundar.
Cedera lutut kiri membuatnya sempat vakum dari sepak bola untuk melakukan pemulihan.
Namun perlahan tapi pasti, Zulfiandi kembali ke lapangan hijau dengan bergabung Bhayangkara FC pada 2017.
Bersama The Guardian, ia tak banyak mendapat jatah main. Musim selanjutnya Zulfi, sapaan akrabnya, digaet Sriwijaya FC.
Bersama Sriwijaya FC, Rahmad Darmawan-lah yang menjadi penyelamat karier sang pemain.
Zulfi banyak mendapat menit bermain. Sejak itu namanya kembali menjadi langganan timnas Indonesia di bawah asuhan Luis Milla.
Terakhir kali sebelum dibekap cedera, ia membela timnas Indonesia pada SEA Games 2015 di Singapura.
Setelahnya, baru pada musim 2018 gelandang jebolan timnas U-19 Indonesia itu bermain untuk skuat Garuda di Asian Games 2018.
Kini dengan kualitas Eropa seperti yang dituturkan Luis Milla, sang pemain justru memilih menetap di Liga Indonesia bersama Madura United.
Padahal jika ingin melebarkan sayap, Zulfiandi setidaknya bisa memulai karier bersama tim luar negeri dengan berlabuh ke Thailand atau Malaysia.
View this post on Instagram
Editor | : | Ramaditya Domas Hariputro |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar