"Tapi mainnya bukan main sepak bola. Ini sudah main silat," ucap Sanusi Rahman.
"Saya akan sangat malu sebagai pelatih, bila ada pemain kita yang main kasar"
"Kemudian kita sebagai pelatih justru tidak melarangnya. Seharusnya pelatih malu."
"Mau bagaimana sepak bola kita ini," kata Pak Uci - panggilan akrab Sanusi Rahman.
"Pelatih menjadi faktor kuat menentukan masa depan sepak bola."
"Selama saya berkarier di sepak bola, baru kali ini Saya merasa malu menjadi pelatih. "
"Ya karena tontonan sepak bola di Kepri," kata Sanusi Rahman
Pak Uci juga tak mau mencampuri urusan non teknis.
Termasuk saat ini yang sedang menangani PS Timah Babel.
"Kan kami main di kandang. Kalau wasit macam-macam, otomatis penonton lawannya."
"Sekarang penonton sudah pintar menilai," ucap Sanusi Rahman.
Editor | : | Aidina Fitra |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar