Sepak bola Indonesia kembali dinodai oleh tindakan tidak terpuji yang terjadi pada ajang babak perempat final Liga 2.
Laga yang mempertemukan PSIS Semarang kontra PSPS Riau, Selasa (21/11/2017), diwarnai insiden tak mengenakkan.
Pada penghujung laga, pemain PSPS yang tak terima dengan keputusan wasit lantas melakukan protes keras.
(Baca Juga: Melepas Adam Alis adalah Kesalahan Terbesar Arema FC Musim Ini)
Wasit yang tertekan dengan sikap pemain PSPS lantas meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan.
Alhasil, pengadil lapangan mendapat kejaran dari pemain serta ofisial tim Askar Bertuah hingga menuju ruang ganti.
Bahkan, ofisial PSPS sempat melayangkan pukulan kepada wasit namun untungnya masih meleset.
Dengan adanya insiden kelam tersebut, publik kini menanti ketegasan dari Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi.
Edy Rahmayadi sebelumnya sempat menegaskaan akan memberikan hukuman berat terhadap klub Liga 2 yang ricuh.
(Baca Juga: Ketum PSSI, Edy Rahmayadi Sebut Liga 2 Terlalu Banyak 'Permainan'!)
Bahkan, Edy pernah menyatakan tidak segan memberi tindakan sanksi kalah WO (walk out) kepada klub yang terlibat kerusuhan.
"Kalau ada yang rusuh, pertandingan akan dihentikan. Klub yang terlibat atau rusuh dinyatakan tak masuk ke tahap selanjutnya." seperti dikutip BolaSport.com dari Suara.com.
Sebagai informasi, sebelumnya Edy mengatakan bahwa pada gelaran Liga 2 ditengarai banyak tindak kecurangan.
Itu juga yang menjadi penyebab babak lanjutan kompetisi kasta kedua Indonesia tersebut digelar di tempat netral.
"Untuk putaran Liga 2 terlalu banyak bermain. Banyak yang menghalalkan cara untuk menang," tutur Edy Rahmayadi.
Editor | : | Stefanus Aranditio |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar