Dugaan keterlibatan PSS Sleman dalam skandal pengaturan skor pada ajang Liga 2 musim 2018 mendapatkan respons dari sang manajer, Sismantoro.
Kasus dugaan skandal pengaturan skor yang mencatut nama PSS Sleman ini diungkapkan oleh manajer Madura FC, Januar Herwanto, dalam sebuah acara di salah satu televisi swasta pada Rabu (28/11/2018), malam WIB.
Dalam acara yang disiarkan secara langsung tersebut, Januar Herwanto menyebut seorang anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Hidayat, meminta Madura FC mengalah dari PSS Sleman dengan iming-iming uang Rp 110 juta.
(Baca Juga: PSS Sleman Naik Liga 1, Istri Seto Nurdiantoro De Javu Atas Kesuksesan Musim 1999-2000)
Menanggapi hal itu, Sismantoro membantah timnya ikut terlibat dalam skandal pengaturan skor atau yang biasa disebut match-fixing tersebut.
"Dari PSS Sleman belum pernah melakukan komunikasi dengan Januar Herwanto maupun yang disinggung dalam kasus ini Hidayat," ujar Sismantoro, Kamis (29/11/2018).
(Baca Juga: Sukses Promosi ke Liga 1, Bek Asal Belanda Isyaratkan Perkuat PSS Sleman)
"Saya tidak kenal, tidak tahu, apalagi melakukan komunikasi hingga bertemu. Boleh di-crosscheck kepada yang bersangkutan. Saya juga tidak pernah melakukan, mengajak hal yang dituduhkan Madura FC, demi Allah saya tidak pernah," imbuhnya menjelaskan.
Bahkan, pria yang akrab disapa Pak Sis itu mengaku siap untuk dipertemukan dengan Januar demi membuktikan kebenaran yang sesungguhnya.
Diakui Pak Sis, tuduhan yang dilontarkan Januar sangat menyudutkan pihak Elang Jawa.
"Prinsip saya makanya kami konfrontir, dan saya siap untuk dipertemukan. Saya tidak mau PSS Sleman menjadi pihak yang disudutkan," ucapnya.
"Apabila saya dari manajemen PSS Sleman ada komunikasi ataupun inisiatif seperti yang dituduhkan saya berani potong apapun," katanya.
Oleh karena itu, Lurah Candibinangun, Kabupaten Sleman tersebut menantang Januar untuk membuktikan pernyataannya yang ia lontarkan.
"Makanya kalau Januar berani berkata seperti itu saya minta sekalian dibuktikan dan dibongkar, siapa yang melakukan itu? kepentingannya apa? Makanya kita minta dipertemukan, dan Januar saya minta jangan hanya teriak-teriak, bongkar kalau gitu," ujarnya.
"Jangan hanya landasannya tim dia gagal, lalu tidak suka. Jangan hanya seperti itu, itu memojokkan kami. Saya inginnya Januar suruh laporan pada polisi, jangan teriak teriak karena timnya gagal," imbuh Sismantoro.
Sismantoro meminta pada Januar juga membongkar 'keanehan' hasil di laga pamungkas Grup B babak 8 besar, ketika Madura FC menelan kekalahan perdana di kandang 1-2 dari Persita Tangerang.
Hasil tersebut membuat Persita Tangerang melaju ke semifinal, mengubur peluang Persiraja Banda Aceh.
"Termasuk pertandingan di Madura ada skor seperti itu lawan Persita Tangerang silahkan dibongkar sekalian," ujar Sismantoro.
"Kalau hanya teriak-teriak, nyuwun sewu, ini akan menyudutkan kita. Tapi saya berani, siapa dari tim saya yang melakukan ataupun punya inisiatif seperti itu. Pasti ada yang tidak suka PSS naik (Liga 1), dia kan hanya tidak suka saja. Kita harus profesional, objektif, berani teriak harus berani tanggung jawab," ungkapnya.
Terungkap di acara Mata Najwa
Seperti diketahui, pada saat acara Mata Najwa yang disiarkan secara langsung Trans 7, Rabu (28/11/2018), manajer Madura FC Januar mengungkapkan adanya upaya pengaturan skor agar timnya mengalah pada PSS Sleman dalam laga babak penyisihan Wilayah Timur Liga 2 2018.
"Ketika saya tiba di Yogyakarta, ada yang menelepon dan meminta Madura FC agar mengalah dari PSS. Nanti PSS juga akan mengalah kalau bermain di Sumenep, tapi kami tegaskan tidak mau," kata Januar.
"Dia sampai mengeluarkan angka dan menjamin bahwa PSS akan mengalah. Mengeluarkan angka Rp 100 juta untuk saya," ucap Januar menambahkan.
Lebih lanjut Januar mengatakan bahwa Hidayat meminta jangan membilang ke presiden Madura FC terkait pengaturan skor tersebut. Hidayat pun menaiki uang menjadi Rp 110 juta kepada Januar.
"Dia naikan menjadi Rp 110 juta tapi kami tolak. Setelah itu dia mungkin kesal, dia mengancam saya. Dia bilang, saya beli pemain kamu, saya jawab silahkan."
"Artinya dia bisa membeli pemain Madura FC. Bagi saya itu entah gertak sambal, tapi sudah melebihi kepatutan sebagai Exco PSSI," kata Januar.
Najwa Shihab selaku presenter langsung menghubungi Hidayat. Hidayat pun menyebutkan Madura FC merupakan klubnya.
"Bagaimana ceritanya saya bisa merugikan mereka dalam pertandingan. Kedua, saya itu dipilih anggota. Masa mau merugikan anggota. Dimana titik temunya," kata Hidayat.
"Mengalah di mana dan pertandingan kapan ya? Saya tidak mengikutinya," ucap Hidayat menambahkan.
Januar yang ada di dekat Najwa Shihab langsung menanyakan kepada Hidayat terkait pengaturan skor. Januar meminta Hidayat untuk jujur dan mengakui bahwa sempat mengajak Madura FC untuk mengalah dari PSS.
"Mengajak? Tidak," ucap Hidayat kepada Januar. Di akhir wawancara, Hidayat mengatakan bahwa ia siap mundur apabila terlibat pengaturan skor.
"Saya siap bertanggung jawab kalau saya terbukti melakukan pengaturan skor, tidak usah panggil Komdis PSSI. Saya akan mengundurkan diri," tutup Hidayat.
Editor | : | Ferril Dennys Sitorus |
Sumber | : | tribunjogja.com |
Komentar