Lalu, entah karena ikatan kontrak dengan sponsor atau kewajiban TV, liga tetap bergulir disaat bersamaan dengan debut tim nasional di SEA Games 2017.
Pecinta olahraga (sepak bola) di Tanah Air kembali diadu antara klub versus tim nasional.
Para pemain sepak bola yang tidak berkostum Merah-Putih gagal melihat dan merasakan perjuangan rekan-rekannya yang terpilih mengharumkan nama bangsa.
Bukankah demi kepentingan tim nasional di SEA Games yang membuat regulasi liga diubah dan sempat menjadi perdebatan hangat?
Sejak awal, kehadiran kompetisi disebut untuk memberikan amunisi bagi tim nasional.
Pemain muda “naik pangkat” bukan karena kemampuan, melainkan akibat peraturan.
Tetapi, semua itu demi harga diri bangsa. Semua karena kita cinta sepak bola.
Ya, kita ingin lagu Indonesia Raya tidak hanya berkumandang menjelang pertandingan sepak bola, tetapi juga usai partai final.
Dengan kecintaan yang sangat mendalam terhadap sepak bola, tentu kita berharap pengurus federasi bisa bekerja dengan tenang (tanpa gangguan kepentingan kelompok).
Plus, PSSI mendapatkan rekan kerja yang sevisi dalam menjalankan liga.
Regulasi kompetisi dipersiapkan untuk diberlakukan dalam jangka waktu lama dan berujung membentuk timnas berkualitas serta menghadirkan prestasi.
Regulasi kompetisi jangan terlalu mudah diubah... entah untuk kepentingan siapa.
Regulasi kompetisi harus membuktikan bahwa bangsa Indonesia tidak pura-pura mencintai sepak bola karena “ada udang di balik bakwan”. @weshley
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar