Namun, berbeda di pertandingan ketiga, di mana risiko cedera meningkat jauh signifikan pada 15 menit pertama pertandingan.
Kemudian, risiko tipe cedera yang mungkin terjadi pun diamati.
Dari temuan ini, jika ingin mempertahankan formasi pemain yang sama dalam siklus tiga pertandingan, tentu para pemain memerlukan perlakuan khusus dalam persiapan menjelang pertandingan, terutama mereka yang memiliki riwayat cedera.
Pendekatan ini dimulai sejak musim 2009-2010.
Di musim pertama, Lille berhasil mereduksi insiden cedera hingga 46 persen.
Di musim kedua, tujuan utama mereka ialah mengoptimalkan skuat yang ada untuk membuahkan hasil gelar juara.
Semusim setelahnya, meski Lille gagal mempertahankan takhta, mereka tetap mampu mengamankan satu tempat di kualifikasi Liga Champions untuk musim berikut. (bersambung)
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar