Kita belok sejenak ke Jerman, ya. Titik balik tim nasional Jerman adalah ketika mereka kalah 0-3 dari pendatang baru, Kroasia, pada perempat final Piala Dunia 1998.
Saat itu adalah sehancur-hancurnya Jerman. Sebab, 8 tahun sebelumnya, mereka adalah juara dunia.
Masih memakai nama Jerman Barat, Piala Dunia 1990 di Italia adalah masa keemasan Juergen Klinsmann dan kawan-kawan.
Disingkirkan Kroasia pada 1998 membuat Berti Vogts kehilangan pekerjaaaan sebagai pelatih Jerman.
Namun, hal itu murni titik balik. Jerman mulai melakukan revolusi.
Konsep yang dipakai adalah milik Dietrich Weise, seorang pelatih Jerman yang bekerja sebagian besar pemain Jerman yang memenangi Piala Dunia 1990.
(Baca Juga: Ngeri, Trio Macan PSG Menjamin 2,7 Gol dan 1,2 Assist per Partai!)
Akan tetapi, Weise memulainya dari pemain junior, sesuatu yang ketika itu dilewatkan oleh Federasi Sepak Bola Jerman, DFB.
Konsep Weise sudah diajukan sebelum Piala Dunia 1998 bergulir. Namun, hanya dimasukkan laci karena butuh biaya yang sangat besar.
Pasca-1998, konsep itu langsung dikeluarkan lagi dan tiba-tiba biaya bukan masalah. Jerman ingin sukses ketika menjadi tuan rumah Piala Dunia 2006.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar