Pemain berusia 26 tahun itu menjadi pencetak gol terbanyak sementara buat Rovers. Antonsson membuat 6 gol dari 16 kali main. Data itu hingga 25 November 2017.
Kadang, oleh Mowbray, Antonsson diturunkan di sayap, di sebelah gelandang serang, Bradley Dack.
Nah, kedua pemain ini, saking kompaknya, oleh suporter Rovers dijuluki sebagai “Ant & Dack”, pelesetan dari nama sebuah grup musik Inggris zaman old, “Ant & Dec”.
Belakangan, Mowbray punya pilihan pemain lain untuk menyerang. Per 31 Oktober lalu, masuk pemain muda dari Rovers U-23 bernama Joseph “Joe” Nuttall.
Joe Nuttall juga bisa kompak ketika dimainkan sebagai tombak kembar bersama Marcus Antonsson. Kedua pemain itu lantas membentuk segitiga penyerang bersama Bradley Dack.
Tetapi, gol-gol Rovers tidak hanya datang dari bagian serangan. Dari total 30 gol yang sudah dibuat, 5 biji di antaranya dibuat oleh kapten merangkap bek, Charlie Mulgrew.
Rovers menjadi klub yang punya gol lumayan banyak. Bahkan, tim yang ada di urutan kedua, Shrewsbury, masih kalah banyak jumlah golnya. Mereka baru membuat 26.
Karena itu, saya ingin Rovers bisa melampaui tiga tim di atasnya: Shrewsbury, Scunthorpe United, dan Bradford City.
Dengan ada di posisi runner-up, Rovers tak perlu lagi ikut play-off, tho?
Kalau perlu sih rebut juga posisi pertama dari Wigan Athletic. Mengapa tidak? Menjadi juara League One bisa menjadi ajang menambah trofi, bukan?
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar