Plus, panitia yang menjemput di bandara kami memutuskan mengambil jalur pintas untuk menghindari kemacetan di jalan biasa menuju Jayapura.
Alhasil, saya tak melihat lapangan, dengan atau tanpa gawang, untuk dipakai anak-anak bermain sepak bola.
Ketika di Rio de Janeiro, nyaris di setiap perjalanan saya melihat lapangan yang dapat dipakai anak-anak untuk bermain sepak bola.
Termasuk lapangan di pinggir jalan dengan kerangkeng kawat besi agar si kulit bundar tidak keluar.
Semua demi keselamatan dan kenyamanan anak-anak dalam menikmati permainan si kulit bundar.
Rabu sore, keinginan melihat anak-anak Papua bermain sepak bola terwujud. Kami mengunjungi Stadion Mandala, markas Persipura.
Di sana sedang berlangsung festival yang mempertandingan anak-anak dari 28 kabupaten di Papua untuk mencari 8 tim terbaik.
Nanti, akan dipilih pemain guna membentuk tim yang akan tampil di ajang Piala Danone.
Luar biasa. Saya terpukau. Saya terkesima. Bakat-bakat muda itu sungguh layak mendapat pujian.
(Baca Juga: Kapolda Papua Ingin Pemain Potensial Makin Bersinar pada Masa Depan)
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar