Hasil itu adalah sebuah kesalahan yang boleh jadi benar-benar menggoyang kesolidan Inter Milan.
“Mengapa kami tidak bisa mencetak gol dan menang mudah atas tim dari divisi tiga?” Begitu mungkin pertanyaan yang mengisi kepala pemain-pemain I Nerazzurri.
Teori pasir hisap Shane Falco kemudian benar-benar terjadi pada Inter Milan.
Setelah kesalahan pertama di laga melawan Pordenone Calcio itu, hasil-hasil mengecewakan berikutnya datang.
Kalah dua kali beruntun di Liga Italia dari Udinese dan Sassuolo.
Lantas disingkirkan AC Milan di babak 8 besar Coppa Italia, padahal rival sekotanya tersebut saat itu juga tidak dalam grafik performa yang bagus.
Semakin Inter Milan meronta, semakin dalam mereka tenggelam.
Kemenangan 2-1 atas Bologna (11/2/2018) sempat dianggap sebagai momen kebangkitan.
Tapi, pasir hisap menarik Nerazzurri lagi dalam rupa kekalahan 0-2 dari Genoa.
(Baca Juga: Diam Mematikan, Formasi Sementara Persipura Cukup Menakutkan)
Shane Falco tidak pernah bilang kepada rekan-rekan setim bahwa teori pasir hisapnya akan membuat perjalanan di sisa pertandingan atau kompetisi menjadi hancur total.
Artinya, ada harapan bahwa sedotan pasir hisap itu bisa dikalahkan untuk kemudian bangkit mendapatkan hasil-hasil bagus lagi.
Belum terlambat bagi Inter Milan untuk melakukannya, dimulai dari partai “wajib menang” melawan Benevento pada akhir pekan nanti.
Kemenangan atas Benevento bisa mengembalikan Tim Biru-Hitam ke jalur zona Liga Champions, menyelamatkan musim yang diwarnai kolaps dua bulan ini.
Tapi, kalau sampai gagal menang lagi, mungkin Inter Milan memang sudah benar-benar tenggelam dalam pasir hisap ala Shane Falco.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar