Saya pun menang taruhan dari kakak yang sejak dulu konsisten membela Tim Panser Jerman (Barat).
Tim favoritnya yang dibintangi Karl Heinz Rummenigge dihajar 1-3 oleh kegemilangan Paolo Rossi, Marco Tardelli, dan Alessandro Altobelli di kubu Italia pada partai fonal.
Kenangan itu benar-benar membekas. Sejak saat itu, saya tidak pernah absen mengikuti secara seksama pesta sepakbola dunia empat tahunan ini.
Tim yang saya bela di Piala Dunia juga terus terang berganti-ganti.
Paul Pogba Dikabarkan Akan Dijual, Ternyata Adem Ayem Saja https://t.co/rqnZJN6Dm7
— BolaSport.com (@BolaSportcom) April 23, 2018
Di dekade 1980-an saya memegang Italia, pada awal dekade 1990-an ganti ke Belanda karena terpesona Ruud Gullit, Marco van Basten, dan Frank Rijkaard.
Akhirnya mulai pertengahan 1990-an sampai sekarang menggantungkan harapan ke Inggris, yang berkali-kali berakhir pada kekecewaan.
Kalau tidak kalah dalam adu penalti di perempat final, malah tidak lolos dari fase grup. Terkadang terpikir: Inggris menang tenar doang.
Begitulah cerita romantika saya dengan Piala Dunia. Karenanya, segera setelah mendapatkan pesan 'kompor' dari Ubai itu, saya langsung berketetapan hati dan memutuskan destinasi liburan keluarga tahun 2018 ini adalah Rusia!
Alhamdulillah saya diberi keleluasaan rezeki. Alhamdulillah juga masih bisa mendapatkan tiket murah untuk saya, istri, dan anak-anak untuk berangkat.
Insya Allah mulai minggu ini, saya setiap hari Senin akan mengirim tulisan dengan tema 'Menuju Piala Dunia 2018'.
Doakan semoga istiqomah untuk menulis dan persiapan menyaksikan babak akhir di putaran final Piala Dunia nanti selalu lancar.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Kolom |
Komentar