Selesai. Kata pertama yang dituliskan untuk perjuangan Persija Jakarta di Piala AFC 2018.
Langkah tim berjulukan Macan Kemayoran itu harus terhenti di babak semifinal Zona ASEAN Piala AFC 2018.
Home United menjadi mimpi buruk bagi tim asuhan Stefano Cugurra tersebut.
Klub asal Singapura itu berhasil meraih kemenangan sebanyak dua kali pada pertemuan melawan Persija dengan skor agregat 6-3.
Pada pertemuan pertama, Home United menang dengan skor 3-2 di Stadion Jalan Besar, Singapura, Selasa (8/5/2018).
(Baca Juga: Timnas U-19 Indonesia Sulit Hindari Grup Neraka dalam Undian Piala AFC U-19 2018)
Selanjutnya tim asuhan Aidil Shahrin itu berhasil meraih kemenangan 3-1 saat bertandang ke kandang Persija di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (15/5/2018).
Selepas pertandingan leg kedua di Jakarta, Ismed Sofyan dkk duduk di lesu di atas lapangan SUGBK.
Mereka seperti tidak percaya Persija harus gugur di babak semifinal Zona ASEAN Piala AFC 2018.
Padahal, pada leg kedua, Persija hanya butuh kemenangan 1-0. Namun, apa yang diinginkan Persija tidak tercapai.
Ketidakberhasilan Persija pada Piala AFC 2018 membuat banyak orang bertanya-tanya pantas atau tidak Pasukan Ibu Kota gugur.
Sebenarnya, Persija juga sudah berjuang maksimal dalam laga tersebut.
Persija memang mengalami kesulitan mengembangkan permainannya lantaran harus bermain dengan 10 pemain sejak menit ke-37 usai Jaimerson Xavier mendapatkan kartu kuning keduanya.
Bagi Persija, menembus babak semifinal Zona ASEAN Piala AFC 2018 sudah menjadi sebuah prestasi.
Pasalnya, target dari manajemen Persija hanya menginginkan Marko Simic dkk lolos dari babak penyisihan Grup H.
Persija pun menjawab tantangan itu semua dengan mengalahkan Johor Darul Takzim (Malaysia), Song Lam Nghe An FC (Vietnam), dan Tampines Rovers (Singapura).
Tak disangka, perjuangan Persija patut diberikan jempol lantaran mereka bahkan mengakhiri babak penyisihan di Grup H dengan duduk sebagai pemuncak klasemen.
"Saya ucapkan rasa terima kasih kepada semua The Jakmania yang sudah mendukung perjuangan kami. Sekarang Piala AFC sudah lewat, tetapi jujur kami sudah mencapai target dari manajemen Persija, meskipun kami semua sedih gagal ke final. Saya minta maaf. Sekarang kami fokus di Liga 1 2018," kata Stefano Cugurra atau yang akrab disapa Teco.
Apa yang dilakukan Persija semestinya wajib diberikan apresiasi sebesar-besarnya.
Bagaimana tidak? Persija dan Bali United menjadi wakil Indonesia di Piala AFC 2018 setelah tiga tahun terakhir tidak ada wakil dari Tanah Air di kompetisi antarklub Asia.
Terakhir Persib Bandung dan Persipura Jayapura tampil pada Piala AFC 2015.
Untuk pertama kalinya bermain di level Asia, ini menjadi sebuah penghargaan dan pengalaman besar bagi Persija.
Tim kesayangan The Jakmania itu mendapatkan hikmah agar bisa berprestasi lagi pada musim-musim selanjutnya.
Salah satunya mental bertanding yang harus dimiliki oleh Persija ke depannya untuk berlaga di level Asia.
Home United yang mengalahkan Persija tentunya memiliki mental bertanding lebih kuat di kompetisi kasta kedua se-Asia tersebut.
Memang di kompetisi Singapura Premier League, Home United tidak cukup bagus.
(Baca Juga: Simon McMenemy Heran Jadwal Liga 1 Justru Padat di Bulan Ramadan)
Akan tetapi, bila bertanding di Piala AFC 2018, Shahril Ishak dkk menunjukan kekuatannya sebagai salah satu tim yang memiliki mental kuat.
Sementara Persija hanya mempunyai modal pengalaman juara Piala Presiden 2018.
Pada Piala AFC 2018, Home United hanya kalah dari Boeung Ket saat bermain tandang pada babak penyisihan Grup F.
Sisanya, dalam lima pertandingan, Home United berhasil memetik empat kemenangan dan satu hasil imbang.
Total 21 gol sudah dicetak Home United dan gawang mereka hanya kemasukan 9 gol.
"Tentu kami memiliki pengalaman yang sangat baik di Piala AFC dan hal itu menjadi salah satu nilai positif yang kami miliki. Para pemain bermain bagus meskipun kami akui bermain tandang memang tidak selalu mudah," kata pelatih Home United, Aidil Shahrin.
Bagi Persija, hasil ini harus menjadi pemacu mereka untuk tampil lebih baik lagi di Liga 1 2018.
Setidaknya Persija bisa meraih gelar juara dan kembali ke kompetisi antarklub Asia pada musim 2019.
Perbaikan mental dan komposisi pemain juga patut diperhitungkan. Terbukti pemain inti dan pelapis Persija sangat berbeda jauh kualitasnya.
Persija juga jangan terlalu sering mengandalkan kecepatan Riko Simanjuntak untuk melakukan serangan.
Semua tim yang akan berhadapan Persija tinggal berpikir untuk mematikan Riko dan semua perkara selesai.
Marko Simic juga terlihat tidak berkutik dalam tiga pertandingan terakhir tanpa menciptakan gol.
Bila Riko Simanjuntak dimatikan, tentu saja Marko Simic tidak bisa berkutik.
Opsi strategi lainnya harus dipersiapkan Persija bila ingin meraih kemenangan.
Berikan kesempatan juga kepada pemain lainnya untuk mendapatkan menit pertandingan.
Terlihat tanpa Andritany Ardhiyasa di sektor penjaga gawang, Persija harus kemasukan 8 gol dari 3 pertandingan.
Apapun itu, Persija tetaplah Persija. Sebuah tim yang sudah bekerja keras membawa nama Indonesia di level Asia.
Sebagai masyarakat Indonesia, kita harus tetap memberikan rasa terima kasih kepada Persija dan juga Bali United yang sudah berusaha maksimal.
Ingat, tidak ada sebuah tim yang selalu meraih kemenangan pada setiap pertandingan. Percayalah, suporter harus mengerti itu semua.
"Semoga Persija bisa lebih baik lagi di tahun depan," kata Aidil Shahrin.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar