Sebelum matchday terakhir kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Amerika Selatan atau Conmebol, pasukan Jorge Sampaoli masih berada di peringkat ke-6 klasemen.
Selain menang menjadi harga mati, juara Piala Dunia 1978 dan 1986 ini juga harus bergantung pada hasil pertandingan negara lain. Chile, Peru, dan Kolombia mengancam ambisi mereka.
Saat itu, ada kekhawatiran besar yang melanda, bukan hanya penggemar Argentina, juga penggila sepak bola dunia.
Apa jadinya Piala Dunia tanpa kehadiran pemain terbaik dunia? Mungkin begitu pikir mereka.
Kecemasan itu wajar mengingat performa pemain berjulukan La Pulga itu bersama tim biru langit tak sedigdaya ketika ia berseragam klub, FC Barcelona.
(Baca Juga: Ini Dia Jadwal Argentina di Fase Grup Piala Dunia 2018)
Bahkan, di tiga turnamen besar terakhir, yaitu dua Copa America dan Piala Dunia 2014, kehadiran peraih 5 gelar Balon d’Or ini tak mampu memberi negaranya gelar saat telah tiba di final.
Hasil-hasil mengecewakan itu yang sempat membuat Leo memutuskan untuk mengakhiri jasanya bersama tim nasional.
Keputusan yang sulit diterima oleh para penggemar Lionel Messi di negara kelahirannya dan berujung pada perusakan patung pahlawan olahraga Argentina di Paseo de la Gloria.
Di sana, patung Leo Messi disandingkan dengan legenda balap Formula 1, Juan Manuel Fangio, dan Diego Armando Maradona, yang pada masa keemasannya bahkan dijuluki “tuhan”.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar