Mereka fokus pada pergerakan Ramos yang diduga menyikut Karius di kotak penalti setelah ia bertabrakan dengan Virgil van Dijk.
Namun, segala cercaan dan hinaan ke Sergio Ramos (setidaknya menurut saya) merendahkan kehebatan sang pemain dalam sepak bola.
Faktanya adalah dia merupakan salah satu pemain paling bergelimang trofi sepanjang sejarah sepak bola.
Sergio Ramos sudah empat kali juara Liga Champions dan Liga Spanyol. Ia juara dunia dan dua kali juara Eropa bersama Spanyol. Ia tiga kali memenangkan Piala Dunia antarklub.
Seperti semua orang, Ramos punya motif. Namun, kita tak bisa menebak-nebak apa yang ada di kepalanya pada momen tersebut.
Dari sudut pandang penonton, adalah tugas dia sebagai bek tengah di sisi kiri untuk menghentikan laju Salah yang kerap memotong ke dalam dari sisi kanan penyerangan Liverpool.
Strategi kedua pelatih, Juergen Klopp dan Zinedine Zidane, yang mempertemukan mereka di lapangan.
(Baca Juga: Piala Dunia 2018 - Jadwal Timnas Jerman di Fase Grup)
Seseorang tak bisa mencapai apa yang ia lakukan tanpa sisi kompetitif nan membara.
Saya pribadi berargumen bahwa Sergio Ramos tidak ingin secara gamblang membuat Salah atau pemain mana pun ditandu keluar lapangan.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar