Lihat saja hasil di uji coba sepanjang 2018 di mana Brasil menangi semua 4 laga, mencetak 9 gol, dan tanpa kebobolan.
Materi berlimpah di lini serang membuat pelatih Adenor Leonardo Bacchi alias Tite berani menggunakan 4 pemain menyerang sekaligus di tiap laga.
Yang jadi soal, Tite mengabaikan kebugaran fisik pemain.
Neymar, yang mengalami cedera parah pada akhir Februari, terus diturunkan oleh Brasil sejak Mei 2018, termasuk pada gim perdana melawan Swiss.
Padahal, Tite mengakui sebelum pertemuan versus Swiss bahwa penyerang PSG itu belum sepenuhnya pulih.
Alhasil, Neymar tampak kesulitan menginspirasi serangan Brasil.
Tak cuma itu, Brasil mengesampingkan bahwa terkadang ada faktor X di tiap pertandingan yang tak selalu berpihak pada tim kuat.
Sebelum bersua Brasil, pelatih Swiss, Vladimir Petkovic, merasa timnya perlu menemukan dewi fortuna di PD 2018.
"Kami harus memancing keberuntungan kami. Itu tidak bisa dimiliki jika kami hanya bermain bertahan," ucap Petkovic.
(Baca Juga: Lionel Messi Sebut 4 Negara dengan Level di Atas Argentina)
Swiss dinaungi keberuntungan di mana gol penyama kedudukan dari Steven Zuber terhitung kontroversial karena sang pencetak gol dianggap pemain Brasil lebih dulu mendorong bek Joao Miranda.
Pelajaran buat Brasil ialah krusialnya memilih pemain yang benar-benar siap fisik dan mental untuk bertarung, bukan sekadar karena nama besar.
Selain itu, para unggulan perlu paham bahwa label tersebut tak berarti jika mereka bermain tanpa keberuntungan.
Akankah Argentina, Jerman, dan Brasil bakal benar-benar paham akan pelajaran dari hasil putaran I babak grup dan bangkit di gim-gim berikutnya? Mari kita nantikan.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar