Ambil contoh Michel Platini, Marco van Basten, Lothar Matthaeus, Zinedine Zidane, atau Kaka yang lebih dulu melahap kurikulum Serie A hingga menjadi bintang top dunia pada masanya.
Calcio sudah lama rindu kedatangan figur kelas wahid, sehingga hadirnya Cristiano Ronaldo menjadi obat pemupus kangen sekaligus kemenangan bagi sepak bola Italia.
Sebagai mesin komersial terdepan, selain Lionel Messi tentunya, Ronaldo akan mengatrol nilai tawar Serie A dalam segi marketing secara global.
Bukti sudah nyata. Roda perekonomian klub bergulir cepat. Saham Juve naik drastis bahkan sebelum peresmian transfernya.
Kostum nomor 7 sudah laris terjual bahkan sebelum sang bintang resmi berpose dengan angka keramat tersebut.
Dalam hal ini, Juventus diumpamakan sudah memenangi kompetisi 2018-2019 dari segi revenue kas klub.
(Baca juga: 5 Pemain Termahal di Liga Italia, Ronaldo Langsung Nomor 1)
Dengan menginjeksi Ronaldo ke dalam skuat yang sudah menjuarai Liga Italia tujuh musim terakhir, titel kedelapan pun ibarat sudah digenggam Bianconeri di atas kertas.
Kini bukan lagi soal bersaing di jalur trofi domestik. Kehadiran pemain bermental juara sekelas CR7 diharapkan memenuhi obsesi Juve soal trofi Liga Champions yang sangat dirindukan.
Lalu, kenapa mesti ke Italia dan Juventus? Di sinilah tergali asumsi soal posisi mereka yang sebenarnya saling membutuhkan.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | BolaSport.com, Uefa.com, gazzetta.it |
Komentar