Egy Maulana Vikri harus menunda debutnya di Ekstraklasa karena ditempatkan di tim cadangan Lechia Gdansk. Sebuah hal yang sebetulnya tidak berarti buruk.
Sudah tiga pekan Ekstraklasa yang merupakan kasta tertinggi liga sepak bola Polandia berjalan musim ini.
Namun, kita masih belum bisa melihat aksi pemain muda Indonesia, Egy Maulana Vikri, yang tergabung dengan salah satu klub di sana, KS Lechia Gdansk.
Dalam tiga laga perdana yang telah dijalani Lechia, yaitu dengan menghadapi Jagiellonia Bialystok, Slask Wroclaw, dan Legia Warszawa, nama Egy tidak disertakan ke dalam skuat yang dibawa ke gelanggang.
Egy memang belum akan tampil dan mencatatkan debutnya di Ekstraklasa dalam waktu dekat.
Pelatih Lechia, Piotr Stokowiec, memutuskan untuk menempatkan pemain kelahiran Medan itu di tim kedua alias cadangan Lechia.
(Baca juga: PSSI Sudah Siapkan Pelatih untuk Timnas Indonesia Senior)
Stokowiec tentu punya alasan di balik keputusannya terhadap Egy.
"Dia pemain muda yang harus menemukan tempatnya di lingkungan baru. Ingat bahwa dia belum bermain di senior," ujarnya seperti dikutip BolaSport.com dari media Polandia, Dziennik Baltycki.
"Kami akan memainkannya di tim kedua. Saya tidak menentukan jangka waktu berapa lama. Egy berkembang, mengenal budaya, iklim, adat istiadat, dan makanan".
Bersama tim kedua Lechia, Egy berlatih dengan bimbingan pelatih Dominik Czajka dan bermain di III Liga, kompetisi kasta keempat Liga Polandia.
(Baca juga: PSSI Mengaku Tak Campur Tangan Terkait Harga Tiket Cabang Sepak Bola untuk Asian Games 2018)
Keputusan Stokowiec menuai tanggapan negatif dari banyak warganet Indonesia yang kita tahu suka heboh dalam menanggapi berbagai isu, mulai dari masalah politik hingga perdebatan apakah bubur ayam enaknya diaduk atau tidak.
Bisa ditebak, akun media sosial Lechia menjadi sasaran kegusaran warganet ini.
Bisa dimaklumi kalau publik Tanah Air banyak yang kecewa. Egy bisa dibilang adalah pemain muda milik Indonesia yang paling menjanjikan sehingga aksinya di Eropa pun ditunggu-tunggu.
Meski begitu, ada baiknya pula kita mencoba memahami serta melihat hal positif dari ditempatkannya Egy di tim cadangan Lechia.
Memahami keputusan Stokowiec
![](https://cdn.grid.id/crop/0x0:0x0/700x0/photo/bolasport/medium_b27c5b91dd9f062643beec95038c2b85.jpg)
Tidak sulit sebenarnya memahami keputusan Stokowiec. Egy yang baru diperkenalkan Lechia pada Maret lalu memang membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan negara, klub, dan lingkungan barunya.
Proses adaptasi ini menjadi sangat penting mengingat Egy datang dari Indonesia yang memiliki banyak perbedaan dengan Polandia dari berbagai segi, seperti iklim, budaya, dan gaya permainan sepak bolanya.
Bahkan bukannya tidak mungkin bagaimana Egy beradaptasi di Polandia bisa menentukan kelanjutan kariernya sebagai pemain asing di Benua Biru, apakah bisa terus bertahan atau justru harus tersisih.
Itu baru perbedaan antara Indonesia dan Polandia, belum lagi jika menyoal perbedaan antara karier di level junior dan senior.
Lechia adalah klub pertama Egy yang memberinya kontrak profesional saat usianya menginjak 18 tahun. Sebelumnya, ia menimba ilmu di Diklat Ragunan yang dikenal sebagai pencetak atlet top nasional.
(Baca juga: Niat Persija Rekrut Zulkifli Syukur Terhalang oleh PSM)
Tim cadangan sebuah klub hadir untuk menempa pemain muda lewat lewat pengalaman dan jam terbang sekaligus menjadi jembatan menuju tim utama.
Ibarat proses pembelajaran di sekolah yang harus dilalui secara bertahap, bermain di tim cadangan adalah proses untuk mematangkan diri guna memastikan sang pemain memang cukup layak untuk naik tingkat ke tim utama.
![](https://cdn.grid.id/crop/0x0:0x0/700x0/photo/bolasport/medium_2565dddb0715b61d99b6d456a17e4985.jpg)
Beruntungnya bagi Egy, tim cadangan di Polandia berada satu satu kompetisi dengan klub-klub profesional lain sehingga ia tidak hanya bertanding melawan sesama klub cadangan dan pemain muda.
Egy juga akan ditantang untuk bermain melawan pemain yang lebih senior.
Di sini Egy mendapat kesempatan untuk bertanding dalam jadwal yang reguler sebagaimana liga kasta tertinggi. Pengalaman pun akan membantunya agar nanti tidak canggung di tim utama.
Bagi pemain berusia 18 tahun, bermain di tim cadangan sebuah klub bukanlah hal yang perlu dirisaukan, termasuk bagi Egy. Toh ia tidak sendirian.
Beberapa rekan sesama pemain muda yang namanya sudah tercatat di tim utama pun ada yang ikut bermain di tim cadangan, seperti Daniel Mikolajewski, Florian Schikowski, serta Mateusz Sopocko.
Jadi, kita doakan saja Egy bisa menjalani kiprahnya di tim cadangan Lechia dan menjadi pemain yang benar-benar matang. Setidaknya itu jauh lebih baik ketimbang ngomel-ngomel di media sosial.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | BolaSport.com |