Betapa ironisnya, padahal beberapa hari sebelumnya Ronaldo sukses mencetak dua gol perdananya bersama La Vecchia Signora di kompetisi Liga Italia Serie A.
Juventus memang membawa pulang kemenangan 2-0 dari perjalanan tandang ke Valencia, namun tanpa Cristiano Ronaldo di laga berikutnya.
(Baca Juga: 3 Kesialan Cristiano Ronaldo Setelah Pindah ke Juventus)
“If you need to cry you should cry (Jika Anda perlu menangis, maka menangislah),” ujar Maira Kalman, ilustrator, penulis, seniman, dan perancang Amerika.
Maka Ronaldo dengan langkah gontai meninggalkan rerumputan Stadion Mestalla dengan linangan air mata sampai ke ruang ganti.
Bukan baru sekarang Ronaldo menangis. Sepuluh tahun yang lalu, tepatnya 21 Mei 2008 dini hari, Ronaldo membela Manchester United menghadapi Chelsea di final Liga Champions.
Saat itu, hujan turun deras di Stadion Luzhniki, Moskow.
Tatkala The Red Devils menang adu penalti 6-5 atas Chelsea, yang menjadi pertanda kedigdayaan Iblis Merah, maka pecahlah bendungan air mata Cristiano Ronaldo.
Karena guyuran hujan, linangan air mata Ronaldo tak terlalu terlihat. Hampir tak ada bedanya antara hujan dan air mata saat itu.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar