Semua manusia pasti berbeda. Tak ada yang sama. Keberagaman itu yang membuat manusia sangat unik.
Tahun ini, Indonesia berkesempatan menyaksikan keberagaman di Asia dalam dua ajang multicabang olahraga bergengsi, Asian Games 2018 dan Asian Para Games 2018.
Asian Games 2018 telah digelar pada 18 Agustus-2 September.
Selanjutnya, Jakarta akan menjadi tuan rumah Asian Para Games 2018 pada 6-13 Oktober.
Sebanyak 18 cabang akan digelar dan 2.832 atlet dari 43 negara akan hadir.
Sebagai jurnalis, saya tentu sangat bersemangat dan ingin menyaksikan aksi para atlet bersaing.
Namun, Asian Para Games 2018 lebih dari itu. Asian Para Games 2018 tak sekadar soal olahraga.
Asian Para Games 2018 menjadi momen bagi Indonesia untuk menyadari bahwa kita memiliki para atlet hebat yang menjadi superhuman.
Asian Para Games 2018 menjadi momentum bagi Indonesia untuk semakin memperhatikan para atlet nasional di seluruh kategori.
Asian Para Games 2018 menjadi langkah awal membuat infrastruktur yang bisa diakses untuk penyandang disabilitas.
Memang selalu sulit untuk memulai. Tetapi, sekarang adalah saatnya.
Mengenai infrastruktur yang ramah disabilitas, saya teringat sebuah pengalaman ketika meliput lomba lari di Singapura beberapa tahun lalu.
Dalam lomba itu, terdapat kategori kursi roda. Kala itu, saya berkesempatan mewawancarai seorang pebalap kursi roda asal Jepang yang mengikuti kategori tersebut.
Saya bertanya dengan siapa dia datang ke Singapura. Dia menjawab berdua saja dengan seorang rekannya yang juga berlomba menggunakan kursi roda.
(Baca Juga: Asian Para Games 2018 - Mengenal Lapangan Hoki GBK, Lokasi Cabor Lawn Bowls Bakal Digelar)
Dalam hati saya, mereka hanya berdua, tanpa pendamping, dan bisa langsung melakukan semuanya tanpa halangan, mulai dari bandara hingga ke hari lomba.
Saya lalu berpikir bahwa mereka bisa bepergian dari Jepang ke Singapura hanya berdua serta masing-masing menggunakan kursi roda dan bebas mengeksplorasi Singapura tanpa halangan karena infrastruktur ramah disabilitas di Jepang dan Singapura memang sangat oke.
Transportasi publik dan jalanan juga mudah diakses dengan menggunakan kursi roda.
Jadi, dua pebalap kursi roda asal Jepang itu tentu tak perlu ditemani karena mereka bisa menggunakan kursi roda ke mana pun tanpa ada halangan.
(Baca Juga: Olimpiade 2032 Masih 14 Tahun Lagi, Menpora Bicara Tegaskan soal Persiapan Indonesia)
Hal inilah yang perlu dilakukan Indonesia. Bukan hanya soal memperhatikan dan mendukung prestasi para atlet disabilitas, melainkan juga memberikan hak yang sama kepada semua penduduknya dalam hal infrastruktur dan transportasi yang ramah disabilitas.
Memang diperlukan puluhan tahun untuk memiliki itu semua, tetapi sekarang adalah saatnya.
Ketua Umum National Paralympic Committee, Senny Marbun, sempat menyatakan bahwa para atlet disabilitas itu menjadi pahlawan untuk diri mereka sendiri dan di dalam diri mereka ada kekuatan hebat.
Kekuatan hebat dari para superhuman Indonesia yang akan tampil di Asian Para Games 2018 inilah yang sepantasnya menjadi inspirasi para pengambil kebijakan di negara ini untuk membuat Indonesia ramah disabilitas.
Mulai dari infrastruktur, pendidikan, kesehatan, hingga transportasi. Jika bukan sekarang, kapan lagi?
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar