Jika, saya katakan jika, tidak ada massa besar dengan nama apapun yang berangkat tandang PSS Sleman, maka tim tuan rumah tidak mendapat pemasukan lebih dari tiket sehingga faktor teknis dan non teknis untuk menggembosi PSS Sleman bisa sedikit kita bendung.
Di samping itu, jika kita fokus di rumah dulu, kita tetap dapat memberi PSS Sleman asupan dana mengarungi sisa liga dari tiket kandang. Dua keuntungan ini bisa menjadi mentah kalau massa tetap berangkat tandang ke Jawa Tengah, jika -sekali lagi jika- ternyata ada kerusuhan lagi selama tandang dan melibatkan Sleman Fans (tanpa embel-embel kelompok apapun), ijin menonton di kandang bisa dicabut karena kerusuhan atas nama Sleman Fans.
Untuk waktu seperti ini, saya pribadi memutuskan tidak berangkat dulu sampai kondisi membaik, sambil berbenah apa yang salah di diri kita, di BCS. Dengan begitu kita masih tetap bisa memberi dukungan penuh di kandang, tidak memberi pemasukan tandang, dan tetap mengamankan poin di partai kandang.
Menuruti ego tentu saja saya sangat ingin berangkat diam-diam tanpa atribut, tapi PSS Sleman di atas semua itu. Jadi mari kita pikir sekali lagi, apa yang baik untuk PSS Sleman, bukan untuk dirimu.
Gambar saya ambil di depan rumah bapak angkat saya di Teganing, Kulon Progo.
Demikian tulis salah seorang Sleman Fans di akun instagram miliknya, @tonggosdarurat.
Editor | : | Fabianus Riyan Adhitama |
Sumber | : | instagram @tonggosdarurat |
Komentar