PS Tira tahun ini resmi pindah ke Bantul, Yogyakarta, untuk mengarungi Liga 1 2018.
PS Tira secara tidak langsung akan mewakili Daerah Istimewa Yogyakarta pada umumnya pada Liga 1 musim ini.
Seperti diketahui klub-klub yang berasal dari daerah kekuasaan Sultan Yogyakarta tersebut tidak ada yg mentas di kasta tertinggi kompetisi sepak bola Indonesia.
Hal ini yang akhirnya membuat banyak kalangan menyebut Yogyakarta tidak bergairah dalam kancah sepak bola.
(Baca Juga: 8 Manifesto yang Tak Boleh Dilanggar Anggota Brigata Curva Sud PSS Sleman)
Gairah sepak bola tidak bisa hanya dihitung dari pertandingan 90 menit di atas lapangan.
Padahal hal-hal di luar itu yang lebih menarik untuk dibicarakan.
Salah satunya adalah keberadaan, aksi, atau tingkah laku dari suporter dan komunitas sepak bola.
Keberadaan salah satu suporter yang ada di Yogya ini yang membuat persepakbolaan di Kota Gudeg tersebut lebih bergairah.
Brigata Curva Sud atau lebih dikenal dengan BCS adalah aktor utamanya.
Nyanyian, koreo, serta aksi-aksinya di tribune kerap lebih menarik untuk disaksikan dibanding pertandingannya itu sendiri.
(Baca Juga: Begini Prinsip Brigata Curva Sud, Suporter Fanatik PSS Sleman)
Kerja kreatif yang dilakukan BCS pada akhirnya yang menjaga gairah dan gegap gempita persepakbolaan di Yogyakarta tersebut.
Tanpa kedatangan kontestan Liga 1 2018, PS Tira, ke Yogyakarta pun sepak bola tetap akan gemerlap oleh keberadaan penghuni tribun selatan Stadion Maguwoharjo, Sleman, tersebut.
Editor | : | Stefanus Aranditio |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar