Micko Pratama (16) harus akhiri perjuangannya membela Persebaya Surabaya pada Sabtu (15/4/2018) malam.
Dia tewas di tangan sekelompok pemuda tak dikenal di Solo pasca menonton laga Persebaya melawan PS Tira di Bantul Yogyakarta.
Siapa sangka, dukungan terakhirnya ini terbilang cukup berat.
Orang tua Micko menyebut mereka tidak mengizinkan Micko untuk pergi ke Bantul membela Persebaya Kali ini.
Dilansir BolaSport.com dari Tribun Jatim, sang ibu yang biasanya membekali Micko sejumlah uang saat mendukung persebaya di luar kota, kali ini bahkan tidak memberi sepeserpun uang saku.
"Sebelumnya Micko sudah ijin mau Bonek ke Bantul tapi tidak di beri ijin sama ibunya," ungkap Bambang Sudio, paman korban.
Kendati begitu, Micko diketahui tetap berangkat menumpang truk bak terbuka meski tanpa restu ibundanya.
Bambang Sudio pun masih ingat kata-kata terakhir korban yang berjanji sesuatu hal pada ibunya.
Menurutnya, Micko berjanji dukungan laga tandang kedua Persebaya di Liga 1 2018 itu menjadi dukungan terakhirnya dengan cara 'nge-bonek'.
"Saya sangat ingat sebelum berangkat, Micko berjanji kalau ini yang terakhir kali ia nge-bonek, dan terjadi tapi kenapa dengan cara seperti ini," ucap paman korban.
Micko Pratama yang senin besok berusia 17 tahun harus wafat usai mendapatkan aksi kekerasan dari orang tidak dikenal saat perjalan pulang dari Bantul ke Surabaya.
Truk bermuatan puluhan bonek yang ia tumpangi di Solo mendapat hadangan dari sejumlah orang yang bertindak kejam hingga merenggang nyawa.
Kejadian ini menjadi pukulan untuk keluarga yang berharap adanya proses hukum pada pelaku kekerasan yang menewaskan Micko.
"Saya harap ini kejadian yang terakhir dan pihak kepolisian bisa menuntaskan kejadian ini untuk mencari pelakunya," tutup Paman Korban yang masih terpukul.
Editor | : | Muhammad Shofii |
Sumber | : | jatim.tribunnews.com |
Komentar