Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Ingin Langsing? Jangan Kurangi Makan!

By Nina Andrianti Loasana - Rabu, 24 Januari 2018 | 17:31 WIB
Perut six pack
kompas.com
Perut six pack

BOLASPORT.COM — Anda mungkin sudah hapal "rumus" untuk mengurangi berat badan, yakni mengurangi makan dan menambah porsi olahraga. Secara teori, hal itu masuk akal.

Tak hanya secara teori, sains juga membuktikan bahwa membakar kalori lebih banyak dari yang kita konsumsi bisa berdampak pada turunnya berat badan.

Tetapi, masalahnya, penurunan berat badan ini kadang hanya memberi hasil sementara. Untuk jangka panjang, usaha ini kurang memberi hasil memuaskan.

Lantas, bagaimana cara menurunkan berat badan yang tepat? Beberapa pakar obesitas mengatakan, berhentilah menghitung kalori.

"Secara intuisi, kita tahu bahwa mengurangi makan dan menambah olahraga tidak berpengaruh. Ini seperti, 'Aku kerja, lalu aku dan rekan kerjaku akan dipecat'," kata pakar pencegahan obesitas dari rumah sakit anak Boston, Dr David Ludwig, seperti dikutip BolaSpot.com dari Time.com.

(Baca Juga: Luis Suarez Ulang Tahun, Inilah Deretan Piala yang Sudah Diraih)

"Fakta yang kurang menyenangkan adalah ada sejumlah orang yang bisa menurunkan berat badan lewat cara itu sehingga tetap melakukannya."

Menurut Ludwig dan Dr Mark L Friedman dari The Nutrition Science Initiative di San Diego, pola pikir membatasi kalori tersebut mengabaikan penelitian selama puluhan tahun mengenai faktor biologis yang mengendalikan berat badan.

Kegemukan bukan cuma faktor genetik. Ludwig dan Friendman berpendapat kita harus berhenti melihat berat badan sebagai sesuatu yang terpisah dari fungsi biologis tubuh, seperti hormon dan rasa lapar, serta efek dari makanan yang kita makan.

Dengan kata lain, kegemukan tak hanya soal seberapa banyak yang kita makan.

Lalu, apa yang menyebabkan wabah obesitas? Jawabannya adalah karbohidrat olahan. Misalnya, gula dan biji-bijian yang diproses, seperti nasi putih, roti, yang dapat ditemukan di banyak konsep diet.

Selama ini kita menghabiskan banyak waktu untuk "menangkap" lemak sebagai pemicu kegemukan.

"Kita harus melupakan paradigma 'rendah lemak'. Beberapa makanan dengan lemak tinggi, seperti alpukat, kacang-kacangan, dan minyak zaitun, merupakan makanan sehat yang bisa kita makan," kata Ludwig.

Karbohidrat olahan menyebabkan peningkatan insulin. Sederhananya, saat kita makan banyak karbohidrat olahan, misalnya sebungkus biskuit, dalam tubuh kadar insulin melonjak dan akan memicu sel lemak untuk menyerap kalori.

Tapi, tidak ada kalori dan gizi yang cukup dalam biskuit itu untuk menyediakan energi yang dibutuhkan tubuh.

(Baca Juga: Indonesia Master 2018 - 'Istora Tidak Angker bagi Atlet Bulu Tangkis Indonesia')

Otak kita kemudian mengirim sinyal rasa lapar untuk merespons hal tersebut yang akhirnya juga memperlambat metabolisme tubuh sehingga kemudian membuat kita ingin lebih banyak makan.

Menurutnya, daripada menghitung kalori, lebih baik fokus pada kualitas makanan yang dikonsumsi.

"Kalau kita hanya mencoba makan lebih sedikit dan lebih banyak olahraga, kita tak akan mencapai tujuan," kata Ludwig.

Hanya fokus pada kalori akan menyesatkan dan berpotensi membahayakan tubuh karena kita mengabaikan bagaimana jumlah kalori berdampak pada hormon dan metabolisme. Kita pun jadinya sulit menjalankan pola makan yang sehat.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Nina Andrianti Loasana
Sumber : kompas.com
REKOMENDASI HARI INI

Permainan Sudah Mudah Dibaca Lawan, Fikri/Daniel Putar Otak Demi Tembus Ranking 15 Besar dan Naik Podium

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Liverpool
12
31
2
Man City
12
23
3
Chelsea
12
22
4
Arsenal
12
22
5
Brighton
12
22
6
Tottenham
12
19
7
Nottm Forest
12
19
8
Aston Villa
12
19
9
Fulham
12
18
10
Newcastle
12
18
Klub
D
P
1
Persebaya
11
24
2
Persib
11
23
3
Borneo
11
21
4
Bali United
11
20
5
Persija Jakarta
11
18
6
PSM
11
18
7
PSBS Biak
11
18
8
Arema
11
18
9
Persita
11
18
10
Persik
11
15
Klub
D
P
1
Barcelona
14
34
2
Real Madrid
13
30
3
Atlético Madrid
14
29
4
Villarreal
13
25
5
Athletic Club
14
23
6
Osasuna
14
22
7
Girona
14
21
8
Mallorca
14
21
9
Real Betis
14
20
10
Real Sociedad
14
18
Klub
D
P
1
Napoli
13
29
2
Atalanta
13
28
3
Inter
13
28
4
Fiorentina
13
28
5
Lazio
13
28
6
Juventus
13
25
7
Milan
12
19
8
Bologna
12
18
9
Udinese
13
17
10
Empoli
13
16
Pos
Pembalap
Poin
1
J. Martin
404
2
F. Bagnaia
388
3
M. Marquez
320
4
E. Bastianini
320
5
B. Binder
183
6
P. Acosta
181
7
M. Viñales
163
8
F. Morbidelli
140
9
F. Di Giannantonio
139
10
A. Espargaro
136