Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

4 Bahan Makanan Ini Berpotensi Buat Diet Anda Selalu Gagal, Nomor 4 Mengejutkan

By Nina Andrianti Loasana - Minggu, 11 Februari 2018 | 14:33 WIB
diet sehat bisa mengatasi obesitas atau kegemukan
diet sehat bisa mengatasi obesitas atau kegemukan

Menurunkan berat badan memang membutuhkan usaha yang seringkali membuat frustasi.

Kita mungkin sudah ‘menyingkirkan’ makanan-makanan berat yang potensial membuat berat badan sulit turun, nasi putih misalnya.

Tapi, kita kemungkinan lengah untuk menyingkirkan makanan yang menjadi penghambat dalam kesuksesan diet.

Berikut ini adalah empat jenis bahan makanan yang bisa menggagalkan diet dengan cepat, dan apa yang harus dimakan sebagai penggantinya.

Makanan yang mengandung pengemulsi

Emulsifier banyak digunakan pada makanan olahan, seperti es krim, mayones, margarin, cokelat, produk roti, dan sosis.

Emulsifier merupakan bahan kimia yang membantu menyatukan bahan yang tidak dapat dicampur dengan baik (misalnya minyak dan air).

Pengemulsi juga membuat makanan terlihat menarik dan tahan lama.

Penelitian yang dilakukan kepada tikus menunjukkan, bila dimasukkan ke dalam tubuh, zat pengemulsi dapat mengubah bakteri usus, memicu peradangan, dan meningkatkan risiko obesitas, serta penyakit jantung.

Pengemulsi umum meliputi: lesitin, mono dan di-gliserida, ester poligliserol, ester sorbitan, ester PG, dan ester gula.

Gantilah makanan yang mengandung pengemulsi dengan makanan yang belum mengalami proses, seperti buah dan sayuran segar, telur, kacang polong, kacang-kacangan dan biji-bijian.

Makanan dengan MSG

Monosodium glutamat (MSG) adalah penambah rasa yang sangat adiktif yang biasa digunakan dalam makanan cepat saji, mie instan, daging olahan, dan banyak makanan lainnya.

Sebuah studi di China menunjukkan, mengonsumsi makanan yang ber-MSG secara teratur dapat meningkatkan berat badan, serta memicu banyak masalah kesehatan lainnya.

Pada penelitian tersebut, responden yang menggunakan MSG paling banyak dalam masakan mereka, hampir lebih dari tiga kali lipat berisiko mengalami kelebihan berat badan, daripada mereka yang tidak memakainya.

Bahkan yang menakutkan, peningkatan risiko obesitas tidak tergantung pada aktivitas fisik dan total kalori yang dikonsumsi.

Kondisi terkait MSG lainnya meliputi fibromyalgia, hati berlemak dan toksisitas hati, gula darah tinggi, asma, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, gangguan otak neurologis, gangguan pencernaan, dan sindrom metabolik.

MSG biasanya disamarkan dengan nama yang berbeda.

Namun, kata kunci yang dapat menunjukkan keberadaannya adalah glutamat, apa pun yang dihidrolisis, esktrak ragi, gelatin, protein kedelai, kedelai atau protein whey, kecap, apapun "protein", dan kalsium atau sodium caseinate.

Untuk mengganti MSG, kita bisa mencari makanan yang minimal dan dibumbui dengan bumbu sederhana.

Bahkan lebih baik lagi, menambahkan cabai merah untuk meningkatkan metabolisme ekstra.

Pemanis buatan

Banyak orang menggunakan pengganti gula dengan pemanis nol kalori sebagai alat penurunan berat badan. Namun pemanis ini sebenarnya memiliki efek sebaliknya.

Dalam penelitian, tikus yang diberi makan pemanis buatan sakarin, sucralose atau aspartam mengembangkan intoleransi glukosa, kondisi metabolik yang terkait dengan obesitas dan diabetes tipe 2.

Dalam penelitian lanjutan terhadap tujuh sukarelawan manusia, empat menjadi tidak toleran glukosa setelah mengonsumsi dosis sakarin maksimum yang direkomendasikan hanya dalam satu minggu.

Mengonsumsi terlalu banyak gula biasa juga tidak baik. Jadi kita bisa mendapatkan rasa manis dengan buah utuh, kayu manis, selai kacang, atau ubi jalar.

Produk rendah lemak

Sebagian besar dari kita cenderung berasumsi bahwa makanan yang diberi label 'rendah lemak' bagus untuk menurunkan berat badan.

Namun dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Appetite, para peneliti menganalisis informasi nutrisi untuk hampir 6.000 makanan di Kanada.

Ditemukan fakta, secara keseluruhan, produk dengan klaim rendah lemak tidak secara signifikan menurunkan kalori.

Bahkan, makanan rendah lemak bisa memicu orang mengonsumsi kalori ekstra.

Sebagai gantinya, alih-alih menghindari lemak, sebaiknya konsumsi lemak baik seperti omega-3 yang terdapat pada salmon, tuna, mackerel dan ikan air dingin lainnya.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Nina Andrianti Loasana
Sumber : kompas.com
REKOMENDASI HARI INI

Gelar Kesembilan di Depan Mata, Marc Marquez Ungkap Kapan Bakal Mulai 'Berperang' dengan Pecco Bagnaia

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Liverpool
12
31
2
Brighton
13
23
3
Man City
12
23
4
Chelsea
12
22
5
Arsenal
12
22
6
Tottenham
12
19
7
Nottm Forest
12
19
8
Aston Villa
12
19
9
Fulham
12
18
10
Newcastle
12
18
Klub
D
P
1
Persebaya
11
24
2
Persib
11
23
3
Borneo
11
21
4
Bali United
11
20
5
Persija Jakarta
11
18
6
PSM
11
18
7
PSBS Biak
11
18
8
Arema
11
18
9
Persita
11
18
10
Persik
11
15
Klub
D
P
1
Barcelona
14
34
2
Real Madrid
13
30
3
Atlético Madrid
14
29
4
Villarreal
13
25
5
Mallorca
15
24
6
Athletic Club
14
23
7
Osasuna
14
22
8
Girona
14
21
9
Real Betis
14
20
10
Real Sociedad
14
18
Klub
D
P
1
Napoli
13
29
2
Atalanta
13
28
3
Inter
13
28
4
Fiorentina
13
28
5
Lazio
13
28
6
Juventus
13
25
7
Milan
12
19
8
Bologna
12
18
9
Udinese
13
17
10
Empoli
13
16
Pos
Pembalap
Poin
1
J. Martin
404
2
F. Bagnaia
388
3
M. Marquez
320
4
E. Bastianini
320
5
B. Binder
183
6
P. Acosta
181
7
M. Viñales
163
8
F. Morbidelli
140
9
F. Di Giannantonio
139
10
A. Espargaro
136
Close Ads X