Menurunkan berat badan memang membutuhkan usaha yang seringkali membuat frustasi.
Kita mungkin sudah ‘menyingkirkan’ makanan-makanan berat yang potensial membuat berat badan sulit turun, nasi putih misalnya.
Tapi, kita kemungkinan lengah untuk menyingkirkan makanan yang menjadi penghambat dalam kesuksesan diet.
Berikut ini adalah empat jenis bahan makanan yang bisa menggagalkan diet dengan cepat, dan apa yang harus dimakan sebagai penggantinya.
Makanan yang mengandung pengemulsi
Emulsifier banyak digunakan pada makanan olahan, seperti es krim, mayones, margarin, cokelat, produk roti, dan sosis.
Emulsifier merupakan bahan kimia yang membantu menyatukan bahan yang tidak dapat dicampur dengan baik (misalnya minyak dan air).
Pengemulsi juga membuat makanan terlihat menarik dan tahan lama.
Penelitian yang dilakukan kepada tikus menunjukkan, bila dimasukkan ke dalam tubuh, zat pengemulsi dapat mengubah bakteri usus, memicu peradangan, dan meningkatkan risiko obesitas, serta penyakit jantung.
Pengemulsi umum meliputi: lesitin, mono dan di-gliserida, ester poligliserol, ester sorbitan, ester PG, dan ester gula.
Gantilah makanan yang mengandung pengemulsi dengan makanan yang belum mengalami proses, seperti buah dan sayuran segar, telur, kacang polong, kacang-kacangan dan biji-bijian.
Makanan dengan MSG
Monosodium glutamat (MSG) adalah penambah rasa yang sangat adiktif yang biasa digunakan dalam makanan cepat saji, mie instan, daging olahan, dan banyak makanan lainnya.
Sebuah studi di China menunjukkan, mengonsumsi makanan yang ber-MSG secara teratur dapat meningkatkan berat badan, serta memicu banyak masalah kesehatan lainnya.
Pada penelitian tersebut, responden yang menggunakan MSG paling banyak dalam masakan mereka, hampir lebih dari tiga kali lipat berisiko mengalami kelebihan berat badan, daripada mereka yang tidak memakainya.
Bahkan yang menakutkan, peningkatan risiko obesitas tidak tergantung pada aktivitas fisik dan total kalori yang dikonsumsi.
Kondisi terkait MSG lainnya meliputi fibromyalgia, hati berlemak dan toksisitas hati, gula darah tinggi, asma, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, gangguan otak neurologis, gangguan pencernaan, dan sindrom metabolik.
MSG biasanya disamarkan dengan nama yang berbeda.
Namun, kata kunci yang dapat menunjukkan keberadaannya adalah glutamat, apa pun yang dihidrolisis, esktrak ragi, gelatin, protein kedelai, kedelai atau protein whey, kecap, apapun "protein", dan kalsium atau sodium caseinate.
Untuk mengganti MSG, kita bisa mencari makanan yang minimal dan dibumbui dengan bumbu sederhana.
Bahkan lebih baik lagi, menambahkan cabai merah untuk meningkatkan metabolisme ekstra.
Pemanis buatan
Banyak orang menggunakan pengganti gula dengan pemanis nol kalori sebagai alat penurunan berat badan. Namun pemanis ini sebenarnya memiliki efek sebaliknya.
Dalam penelitian, tikus yang diberi makan pemanis buatan sakarin, sucralose atau aspartam mengembangkan intoleransi glukosa, kondisi metabolik yang terkait dengan obesitas dan diabetes tipe 2.
Dalam penelitian lanjutan terhadap tujuh sukarelawan manusia, empat menjadi tidak toleran glukosa setelah mengonsumsi dosis sakarin maksimum yang direkomendasikan hanya dalam satu minggu.
Mengonsumsi terlalu banyak gula biasa juga tidak baik. Jadi kita bisa mendapatkan rasa manis dengan buah utuh, kayu manis, selai kacang, atau ubi jalar.
Produk rendah lemak
Sebagian besar dari kita cenderung berasumsi bahwa makanan yang diberi label 'rendah lemak' bagus untuk menurunkan berat badan.
Namun dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Appetite, para peneliti menganalisis informasi nutrisi untuk hampir 6.000 makanan di Kanada.
Ditemukan fakta, secara keseluruhan, produk dengan klaim rendah lemak tidak secara signifikan menurunkan kalori.
Bahkan, makanan rendah lemak bisa memicu orang mengonsumsi kalori ekstra.
Sebagai gantinya, alih-alih menghindari lemak, sebaiknya konsumsi lemak baik seperti omega-3 yang terdapat pada salmon, tuna, mackerel dan ikan air dingin lainnya.
Editor | : | Nina Andrianti Loasana |
Sumber | : | kompas.com |
Komentar