Datar menghubungkan temuan studi tersebut dengan teori penularan sosial (social contagion theory).
Jika banyak orang yang obesitas di sekitarmu, risikomu untuk mengalami kegemukan juga tinggi.
"Dengan kata lain, tinggal di sebuah komunitas dimana obesitas adalah hal biasa, dapat menimbulkan gaya hidup malas, makan makanan tidak sehat dan obesitas lebih diterima secara sosial," ujar Datar.
Mereka yang berada dalam komunitas obesitas cenderung minim aktif secara fisik, cenderung tak memiliki lingkungan rumah yang sehat (mengkonsumsi banyak makanan cepat saji dan tak memiliki batasan berapa banyak memakannya), serta cenderung tak pernah masak di rumah.
Datar dan Nicosia mengamati keluarga-keluarga militer tersebut sepanjang waktu dan berharap mendapatkan data spesifik soal perubahan berat badan dari para partisipan, dari sejak awal mereka mulai tinggal di sana hingga ke depannya.
Namun, temuan mereka sejauh ini tidak hanya berlaku untuk keluarga militer. "Data kami menyebutkan bahwa rasio kelebihan berat badan di keluarga militer angkanya tidak jauh dengan yang terjadi di kelompok keluarga sipil," ujar Datar.
Selain itu, banyak bagian dari keluarga militer juga tinggal di pemukiman kelompok sipil dan anak-anak mereka belajar di sekolah publik.
Datar dan Nicosia meyakini temuannya juga bisa menunjukkan faktor risiko obesitas terhadap populasi umum.
Obesitas mengundang risiko kesehatan seperti darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, dan penyakit jantung.
Editor | : | Nina Andrianti Loasana |
Sumber | : | kompas.com |
Komentar