Hal ini justru berlaku sebaliknya. " Makan larut malam dapat meningkatkan jumlah makanan yang dikonsumsi pada hari berikutnya, karena respons insulin yang terganggu dan kontrol gula darah yang buruk membuat kita merasa lapar," paparnya.
5. Meningkatkan hormon kortisol
Menariknya, penelitian telah menemukan hubungan antara makan larut malam dan kadar hormon kortisol atau hormon stres yang lebih tinggi.
Selain berbahaya bagi kesehatan, kadar kortisol yang tinggi di dalam tubuh merupakan faktor risiko peningkatan lemak di perut.
“Temuan ini juga menunjukkan, semakin banyak individu yang stres, semakin besar kemungkinan mereka untuk makan larut malam daripada sebelumnya,” papar Jenna Hope.
Demi menghentikan kebiasaan ngemil saat larut malam, ahli gizi menyarankan kita mengonsumsi gizi seimbang saat makan malam, dengan fokus pada protein agar kenyang lebih lama.
Selain itu, kita bisa menghilangkan stres dengan mandi, berjalan-jalan, atau menonton film untuk memberi diri waktu bersantai.
Pilihan makan malam yang sehat, ubi jalar bisa menjadi alternatif.
Ubi mengandung gizi seimbang dan membantu mengatur kadar gula dalam darah, juga membuat kita merasa kenyang lebih lama.
"Identifikasi isyarat lingkungan yang memicu keinginan, dan hentikan keinginan makan saat larut malam."
"Ini bisa sesederhana menutup pintu dapur untuk menandakan ruangan itu terlarang sampai pagi," papar Jenna Hope.
Editor | : | Nina Andrianti Loasana |
Sumber | : | kompas.com |
Komentar