Kendati bakal memakan waktu dalam melakukan perubahan strategi untuk Chelsea, manajer Maurizio Sarri, meyakini bahwa apa yang ia terapkan memiliki keunggulan tersendiri.
Pelatih Maurizio Sarri, datang ke Chelsea dengan membawa paradigma, filosofi dan pendekatan gaya permainan baru.
Pelatih 59 tahun itu memiliki gaya permainan pressing secara intens, garis pertahanan tinggi, mendominasi penguasaan bola, menggulirkan bola secara cepat, dan menyuguhkan permainan menghibur.
Namun, Sarri menuntut para pemain melakukannya tanpa menimbulkan celah di pertahanan melalui formasi 4-3-3.
(Baca Juga: Maurizio Sarri Beberkan Sensasi Hari-hari Pertamanya Melatih Chelsea)
Sarri pun bersikeras tak akan pernah memainkan formasi lima pemain bertahan, yakni tiga bek tengah didampingi dua wingback, seperti yang diterapkan Antonio Conte dua musim terakhir dalam skema 3-5-2.
Dalam dua musim terakhir, permainan Conte dibangun dengan kekuatan pertahanan solid berikut serangan balik secara cepat melalui wingback.
Dengan datangnya Sarri, hal ini dapat diartikan bahwa Chelsea melakukan perombakan secara besar-besaran.
Ruang Ganti Real Madrid Memanas Akibat Kepergian Cristiano Ronaldo https://t.co/xbB9rPy1cx
— BolaSport.com (@BolaSportcom) 26 Agustus 2018
Padahal, Sarri hanya memiliki waktu selama 40 hari mempersiapkan skuat The Blues menghadapi musim kompetisi 2018-2019, sejak dilantik pada 14 Juli 2018 lalu.
Pelatih 59 tahun itu pun mengakui bahwa Tim London Barat setidaknya butuh waktu hingga tiga bulan, agar kebiasaan pemain berubah dan mampu menjalankan gaya main sesuai idenya.
(Baca Juga: Jose Mourinho: Tak Ada yang Bahagia di Manchester United)
Sebagai contoh, ia menjelaskan bagaimana strategi yang ia terapkan saat tim sedang bertahan.
"Tak mudah untuk mengubah pola pikir. Jika Anda terbiasa bertahan dengan mengamati pergerakan pemain, lantas saya meminta Anda bertahan hanya dengan melihat bola, saya pikir hal ini akan mudah jika Anda masih berusia 18 tahun," ucap Sarri dikutip BolaSport.com dari laman The Telegraph.
"Namun, jika Anda berusia 28 tahun, dan telah bermain dengan cara yang lain selama 10 tahun, ini tak akan mudah. Jadi Anda harus mengubah pola pikir secara keseluruhan," katanya menambahkan.
Mantan bankir yang doyan merokok ini pun meyakini bahwa apa yang ia pinta merupakan pendekatan yang lebih baik daripada yang sebelumnya Chelsea terapkan.
(Baca Juga: Belum Cetak Gol Prestisius, Cristiano Ronaldo Tetap Bikin Juventus Panen Fulus)
Kendati perubahan yang ia berikan bisa saja dicap sangat radikal.
"Menurut saya pendekatan ini lebih baik. Saya pikir jika Anda memikirkan hal ini, maka Anda akan menyebut stretegi ini lebih mudah. Sebab, pergerakan Anda tidak tergantung pada lawan," ujar eks nakhoda Napoli dan Empoli tersebut.
"Jika Anda bertahan hanya dengan melihat bola, maka Anda dapat memiliki kesadaran tinggi di atas lapangan. Namun, bila Anda menggunakan cara lain, Anda hanya bertahan berdasarkan pergerakan lawan," ucapnya lagi.
Nyaris Kalah dari Tim Promosi, Pilar Manchester City Salahkan Wasit https://t.co/iUjvvs7b9j
— BolaSport.com (@BolaSportcom) 26 Agustus 2018
Editor | : | Kautsar Restu Yuda |
Sumber | : | telegraph.co.uk |
Komentar