Karier Leroy Sane musim ini menukik drastis setelah musim lalu dia sukses menyabet gelar pemain muda terbaik Liga Inggris versi PFA.
Musim lalu, Leroy Sane menjadi senjata andalan Manchester City di berbagai kompetisi.
Pemain sayap berusia 22 tahun itu mampu mencetak 14 gol dan 19 assist dalam 49 penampilan.
Beroperasi di sayap kiri, Sane turut serta membawa The Citizens menjuarai Liga Inggris dan Carabao Cup musim lalu.
Pada akhir musim, penampilan Sane yang konsisten diganjar dengan penghargaan pemain muda terbaik Liga Inggris versi PFA.
Namun, keadaan berubah 180 derajat bagi Sane sejak menerima titel tersebut.
(Baca Juga: Di Balik Kemeriahan Asian Games 2018, Ada Atlet Palestina yang Gagal Berangkat karena Alami Nasib Nahas)
Kariernya seolah anjlok setelah dirinya berturut-turut mendapat berbagai penolakan dari timnas Jerman dan Manchester City.
Nama Sane tak dimasukkan oleh pelatih timnas Jerman, Joachim Loew, dalam daftar 23 pemain yang diikut sertakan ke Piala Dunia 2018.
Sane mengaku kecewa dengan keputusan Loew yang mencampakkan dirinya dari gelaran sepak bola tertinggi sejagad itu.
Namun berkat bantuan Pep Guardiola, manajer Manchester City, Sane mampu bangkit dari keterpurukan tersebut.
(Baca Juga: Real Madrid Kembali Berburu Pemain di Negeri Amazon)
Akan tetapi, di Manchester City pun nasibnya tak jua lebih baik.
Dalam empat pertandingan yang dimainkan Manchester City di Liga Inggris, Sane hanya tampil tiga kali. Itu pun hanya mendapat 30 menit bermain di lapangan.
Pada pekan keempat, ketika Manchester City menang 2-1 atas Newcastle United, Sane bahkan tak masuk dalam daftar pemain cadangan.
Hal tersebut memunculkan kabar bahwa Guardiola tak senang dengan karakter yang ditunjukkan oleh eks pemain Schalke 04 itu.
Kendati Guardiola akhirnya membantah, kabar tersebut kadung tersebar di kalangan media-media Inggris.
"Pertandingan sebelumnya kami tak membawa Phil Foden dalam skuat, saya merasa bersalah pada Phil. Sekarang saya juga merasa bersalah pada Leroy," ujar Guardiola dilansir BolaSport.com dari Goal.
"Kami punya skuat yang berisi enam striker dan saya memutuskan untuk bermain dengan dua striker. Kami punya dua winger dan satu lainnya di bench. Itulah mengapa kami memutuskan tak memanggil Sane," kata eks pelatih Barcelona itu.
Tak lama setelah komentar Guardiola itu, kompatriot Sane di timnas Jerman, Toni Kroos, juga ikut angkat bicara.
Kroos mengatakan bahwa bahasa tubuh yang ditunjukkan Sane selama pertandingan bisa membuat orang-orang menjadi tak suka kepadanya.
(Baca Juga: Erick Thohir dari Ketua INASGOC Jadi Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma'ruf)
"Terkadang Anda akan merasa bahasa tubuh Leroy selalu sama meski sedang menang atau kalah," tutur Kroos.
"Dia harus memperbaiki gesturnya. Dia adalah pemain yang punya segalanya untuk menjadi pemain kelas dunia. Namun terkadang Anda harus memaksa dia bermain lebih baik," kata pemain Real Madrid itu.
Yang terbaru, pada Jumat (7/9/2018), Sane mendadak pulang dari pemusatan latihan timnas Jerman untuk menghadapi partai UEFA Nations League.
Menurut statemen resmi federasi sepak bola Jerman, Sane memutuskan untuk meninggalkan hotel tempat tinggal Der Panzer karena masalh pribadi.
Karier pemain kelahiran Essen yang bak roller coaster itu kemudian menimbulkan pertanyaan, ada apa dengan Leroy Sane?
Editor | : | Taufan Bara Mukti |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar