Liga 1 2018 dibekukan sebagai tindak lanjut meninggalnya suporter Persija, Haringga Sirla, jelang laga Persib vs Persija pada Minggu (23/9/2018). PSSI dan pemerintah belum memberikan solusi pasti untuk mencegah insiden tragis ini kembali terulang ke depannya.
Suporter Persija asal Cengkareng, Haringga Sirla, menjadi korban pengeroyokan oleh oknum suporter di Stadion Gelora Bandung Lautan Api jelang laga Persib Bandung kontra Persija Jakarta.
PSSI dan Ketua Umum Edy Rahmayadi berjanji akan mengurus tuntas insiden kekerasan tersebut plus mencari SOP (Standard Operating Procedure) tepat agar tidak ada lagi kejadian-kejadian tragis seperti ini.
Seperti Indonesia, Liga Inggris juga pernah menemui masalah dengan kekerasan suporter. Hooliganisme merambah negeri Ratu Elizabeth II itu pada 1970-1980-an.
Namun, pemerintah Inggris beserta badan-badan terkait terbukti berhasil membenahi sepak bola mereka. Berikut BolaSport.com rangkum dari dokumen Football Association (PSSI-nya Inggris), 5 pendekatan Liga Inggris untuk mengatasi kerusuhan suporter.
Football Banning Order alias larangan oknum suporter datang ke stadion
Pemerintah Inggris mendirikan Football Banning Orders (FBO) Authority pada 1989. Badan ini melakukan registrasi terhadap orang-orang yang dilarang menghadiri laga sepak bola di dalam dan luar negeri untuk periode minimal tiga tahun.
Kegagalan untuk mematuhi larangan ini merupakan tindak kriminal.
Pada 2016-2017, jumlah suporter sepak bola yang terkena larangan ini duduk di angka 1.929 orang dengan mayoritas larangan datang dari para suporter tim dari Divisi Championship.
Menurut Football Association, legislasi ini terbukti menjadi yang terkuat dalam usaha mengurangi kekerasan di sepak bola.
Pembentukan UK Football Policing Unit
Pemerintah Inggris juga membentuk UK Football Policing Unit yang diawasi oleh Home Office (Kementerian Dalam Negeri) dan Association of Chief Police Officers, suatu lembaga nirlaba yang didirikan untuk pengembangan praktik-praktik kepolisian di Inggris Raya.
Salah satu tugas dari UK Football Policing Unit adalah menempatkan petugas-petugas intelijen sepak bola yang mengikuti suatu tim.
Tugas mereka adalah mengumpulkan intelijen dan menemukan pembuat onar, pemimpin gerombolan, atau mereka yang terkena FBO di sebuah laga sepak bola.
Sertifikat keamanan stadion
Stadion-stadion Inggris mempunyai puluhan kamera CCTV yang menjadi senjata utama polisi untuk mencegah tindakan kekerasan. Gambar dari video CCTV bisa digunakan sebagai bukti di pengadilan dan berujung ke larangan suporter.
(Baca Juga: Kakak Mendiang Haringga: Saya Mohon Jangan Ada Nyawa Bayar Nyawa)
Sejak 1994, setiap klub di kedua divisi teratas Liga Inggris hanya menerima penonton yang membeli tiket duduk. Hal ini terbukti efektif mengontrol perilaku suporter dan kursi bernomor memudahkan polisi mengidentifikasi dan memonitor penonton.
Sertifikat keamanan stadion, yang dikeluarkan oleh pemerintah lokal, meliputi:
- Penunjukkan Safety Officer khusus, yang bertanggung jawab terhadap keamanan operasi di stadion pada hari laga
- Stewards yang terlatih dan mempunyai standar nasional
- Sistem turnstile terkomputerisasi, merekam setiap suporter yang masuk dan secara simultan meregistrasi mereka ke sebuah monitor di ruang kontrol stadion. Melalui metode ini, Safety Officer akan bisa melihat dengan pasti jumlah penonton di setiap area stadion.
- CCTV yang meliputi area-area kunci stadion
- Ruang kontrol stadion dengan komunikasi radio ke para pengawas steward dan polisi, monitor CCTV, akses ke sistem pemberitahuan publik, dan monitor yang terhubung ke sistem penghitungan turnstile.
Komunikasi klub dengan polisi
Sebelum setiap musim bergulir, klub-klub berdialog dengan polisi baik di level lokal atau nasional.
Mereka melakukan review terhadap jadwal laga dan memastikan bahwa suporter dari kedua klub rival tidak bertemu saat mereka melakukan perjalanan tandang baik lewat jalan atau kereta api.
Dokumen FA juga memastikan bahwa keamanan di stadion merupakan tanggung jawab klub. Tugas polisi adalah mencegah kejahatan dan menjaga keamanan publik.
Namun, operasi mulus hanya bisa terwujud apabila kedua pihak bekerja secara erat.
(Baca Juga: PSSI Era Edy Rahmayadi, 22 Kuburan Suporter Indonesia)
Polisi akan menghadiri laga dengan undangan dari klub kandang. Di bawah hukum Inggris Raya, biaya operasi polisi di stadion atau properti klub ditanggung klub di bawah perjanjian khusus.
Pengamanan khusus untuk laga high-risk
Ada beberapa kategori terhadap sebuah laga di Inggris:
- Kategori CS (Club Securitiy) adalah yang pertama, di mana keamanan laga akan ditangani sendiri oleh klub dan para stewards tanpa kehadiran polisi.
- Kategori A adalah laga minim risiko
- Kategori B laga dengan risiko medium
- Kategori C laga dengan risiko tinggi
- Kategori C IR (Increased Risk) merupakan laga dengan risiko sangat tinggi.
Klub kandang dan polisi akan melakukan beberapa tindakan untuk kategori laga terakhir. Antara lain, melakukan kick-off lebih cepat untuk mengurangi potensi konsumsi alkohol para suporter dan mengurangi risiko kekerasan.
Pertandingan berisiko tinggi bisa dimajukan pada pukul 12.00 atau 13.00 waktu lokal pada Sabtu atau dimundurkan ke Minggu ketika jalanan dan pusat kota lebih tenang.
Pada laga yang benar-benar high risk, kedua klub bekerja sama dengan pihak kepolisian bisa mengorganisir perjalanan para suporter ke dalam konvoi. Jika begitu, suporter tandang harus membeli voucher jauh hari sebelum laga yang bisa mereka tukar untuk tiket laga di dalam bus.
Fans yang tinggal jauh dari kota tujuan bisa diatur titik pertemuan khusus dengan klub, contohnya di rest area jalan tol.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | BolaSport.com, Thefa.com |
Komentar