Legenda Chelsea, Didier Drogba, mengonfirmasi bahwa dirinya pensiun pada Rabu (21/11/2018) waktu Inggris.
Didier Drogba mengonfirmasi keputusannya untuk pensiun sebagai pesepak bola dalam wawancaranya dengan BBC World Service Sportshour.
Sebelum memutuskan pensiun, Didier Drogba menghabiskan 18 bulan terakhirnya sebagai pesepak bola di Phoenix Rising, klub kasta kedua Amerika Serikat.
Sebagai informasi BolaSporter, Drogba juga berperan sebagai salah satu dewan pemilik klub di Phoenix Rising.
(Baca Juga: Bertemu dengan Drogba Bikin Mantan Bek Arsenal Keringat Dingin Ketakutan)
"Setelah 20 tahun, saya memutuskan untuk mengakhiri karir saya sebagai pesepak bola," kata Drogba dilansir BolaSport.com dari BBC.
"Ini adalah cara terbaik untuk mengakhirinya, dengan membantu beberapa talenta muda untuk berkembang.
"Untuk memberikan sesuatu sebagai balasan terhadap olahraga ini adalah cara terbaik untuk pensiun sebagaimana yang sudah saya pelajari," sambungnya.
Didier Drogba merupakan pemain kelahiran Pantai Gading, namun sudah menetap ke Prancis sejak berusia enam tahun.
Dia baru menembus kasta tertinggi Liga Prancis pada usia 23 tahun setelah Guingamp memboyongnya dari Le Mans (Ligue 2) pada Januari 2002.
Adapun puncak karier Drogba dicapai pada kesempatan pertamanya berseragam Chelsea. Tepatnya pada musim kompetisi 2004-2005.
Drogba langsung meraih gelar Premier League dalam dua musim pertamanya bermain di Liga Inggris (2004-2005, 2006-2007).
(Baca Juga: Perpanjang Kontrak, N'Golo Kante Bakal Terima Gaji 2 Kali Lipat dari Chelsea)
Sedangkan prestasi tertinggi Drogba sebagai pemain juga diraih bersama tim berjuluk The Blues tersebut.
Drogba membawa Chelsea meraih Liga Champions pertama pada musim 2012 setelah mengalahkan Bayern Muenchen melalui adu penalti (1-1, pen. 4-3).
Mencetak gol penyama serta sebagai penendang gol pamungkas dalam adu tos-tosan membuat Drogba juga dinobatkan sebagai Pemain Terbaik dalam pertandingan tersebut.
@didierdrogba declares retirement today. A legendary football star. Defeats Bayern Munich in Bayern's home court to win the champion in 2012 pic.twitter.com/2CWqlvAzQl
— Hsy_nwafu (@Robert_SY_HAO) November 22, 2018
Hanya beberapa bulan setelah pesta juara di Munich itu, Drogba tampil di Liga China dan menghabiskan setengah tahun bersama Shanghai Shenhua.
Pada 2013, pemain yang sering membuat lawan geregetan karena aksi diving-nya itu pindah ke Galatasaray sebelum kembali ke Stamford Bridge pada musim panas 2014.
Drogba kemudian menutup musim terakhirnya di Stamford Bride dengan gelar keempat Liga Inggris dan menjadi top skor keempat bagi klub sepanjang masa.
(Baca Juga: Keadilan Hukuman Penalti Ditegakkan Melalui Panenka Bodoh Striker Serbia)
Sementara di level tim nasional, Droga memimpin Pantai Gading dalam tiga edisi Piala Dunia.
Meski tidak mempersembahkan gelar bagi Pantai Ganding, Drogba bakal dikenang karena perannya dalam membawa perdamaian di tengah perang sipil di negaranya.
Setelah memastikan diri lolos ke Piala Dunia 2006, Drogba memimpin rekan satu timnya memohon gencatan senjata antara pemerintah Pantai Gading dengan pemberontak.
Dalam waktu satu minggu, kedua belah pihak yang bertikai itu memutuskan gencatan senjata yang dilanjutkan dengan kesepakatan perdamaian pada 2007.
Didier Drogba pictured on the day he solely put an end to Ivory Coast's civil war. He asked for their match with Madagascar to be held in a rebel held area, where the entirety of the country united to watch a 5-0 win, & put an end to a 5 year long war.
[3 June, 2007; Bouake] #6 pic.twitter.com/FG8fqxQVk6
— Iconic Football Photos™ (@IconicFP) August 8, 2018
View this post on Instagram
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | bbc.com |
Komentar