TWITTER.COM/SPURSOFFICIAL
Penyerang Tottenham Hotspur, Harry Kane, mengeksekusi penalti pada laga kontra Arsenal di Stadion Emirates, Minggu (2/12/2018).
Memanfaatkan kesalahan pemain Tottenham, Lacazette sukses menjaringkan bola ke gawang kawalan Hugo Lloris.
(Baca Juga: Dua Pemain Jebolan Timnas U-19 Indonesia Diincar Klub Malaysia dan Thailand)
Tak lama, skor kembali berubah setelah rekrutan anyar Arsenal, Lucas Torreira, mencetak gol pada menit ke-77.
Menyelinap ke kotak penalti The Lilywhites, Torreira tanpa kesulitan menembus jala gawang Tottenham.
Perjuangan Tottenham semakin berat lantaran Jan Vertonghen mendapat kartu kuning kedua pada menit ke-85.
Skor 4-2 untuk kemenangan Arsenal tak berubah hingga laga berakhir.
(Baca Juga: Bongkar Borok Mafia Sepak Bola, Bambang Suryo Banjir Ancaman)
Dengan hasil tersebut tim asuhan Unai Emery itu merangsek ke empat besar dan menggeser posisi Tottenham Hotspur.
Arsenal dan Tottenham sama-sama mengoleksi 30 poin dari 14 pertandingan, namun The Gunners unggul agresivitas gol.
Arsenal 4-2 Tottenham Hotspur (Pierre Emerick Aubameyang 10'-pen 55' , Alexandre Lacazette 75', Lucas Torreira 77'/ Eric Dier 30', Harry Kane 32')
SUSUNAN PEMAIN
Arsenal (5-4-1): 19-Bernd Leno; 2-Hector Bellerin, 5-Sokratis, 20-Shkodran Mustafi (29-Matteo Guendozi 71'), 16-Rob Holding, 31-Sead Kolasinac; 17-Alex Iwobi (9-Alexandre Lacazette 46'), 34-Granit Xhaka, 11-Lucas Torreira, 7-Henrikh Mkhitaryan (8-Aaron Ramsey 46'); 14-Pierre-Emerick Aubameyang
Pelatih: Unai Emery
Tottenham Hotspur (4-2-3-1): 1-Hugo Lloris; 24-Serge Aurier, 21-Juan Foyth, 5-Jan Vertonghen, 33-Ben Davies (2-Danny Rose 82'); 15-Eric Dier, 17-Moussa Sissoko; 23-Christian Eriksen, 20-Dele Alli (8-Harry Winks 80'), 7-Son Heung-min (27-Lucas Moura 80'); 10-Harry Kane
Pelatih: Mauricio Pochettino
View this post on Instagram
Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing
A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on
Komentar