Hal itu diperkuat oleh bekal produktivitas lini depan yang sama-sama dahsyat.
Liverpool 2013-2014 punya Luis Suarez serta Daniel Sturridge dalam performa terbaik mereka, plus Raheem Sterling atau Philippe Coutinho sebagai senjata cadangan.
Adapun Liverpool 2018-2019 dijejali trisula Mohamed Salah, Sadio Mane, Roberto Firmino, dengan tambahan eksplositvitas Xherdan Shaqiri sebagai alternatif serangan.
Faktor pembeda yang membuat skuat The Reds musim ini lebih meyakinkan dari tim garapan Brendan Rodgers ialah kekuatan di lini belakang.
(Baca juga: Bedah Pertahanan Liverpool, Satu-satunya Tim yang Belum Kebobolan di Liga Inggris)
Kini Liverpool punya dua pemain defensif bernilai tinggi dan berkualitas top di dunia, yakni bek Virgil van Dijk dan kiper Alisson Becker.
Pada 2013-2014, mistar gawang The Reds masih dikawal Simon Mignolet, sedangkan Martin Skrtel paling diandalkan di pos bek tengah.
Perbandingan itu bisa dibilang bentuk upgrade atau peningkatan kualitas Liverpool saat ini dari tim 2013-2014.
Seperti pengakuan Klopp, kalau racikan dia ditopang stabilitas performa anak buahnya, bukan tak mungkin kiprah Liverpool musim ini tidak sebatas disertai label calon juara, melainkan sebagai kampiun itu sendiri.
"Meraih sembilan poin dari tiga pertandingan. Kami juga tak kebobolan. Saya tak pernah mendengar hal negatif tentang catatan seperti itu," ujar Klopp dikutip BolaSport.com dari ESPN.
"Akan tetapi, jika melihat pertandingan, Anda akan melihat banyak hal yang masih harus kami perbaiki," katanya mencegah tim terbakar euforia dini sebagai calon juara.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Espn.com |
Komentar