Pemain termahal sepanjang sejarah Everton, Richarlison ternyata pada masa lalu sempat menjadi penjual es krim di kampung halamannya Brasil.
Richarlison resmi menjadi pemain sepanjang sejarah Everton setelah ditransfer dengan mahar 50 juta pound (953 miliar rupiah) dari Watford.
Nominal tersebut memecahkan rekor transfer pemain termahal Everton yang sebelumnya dipegang oleh Gylfi Sigurdsson.
Everton memboyong Sigurdsson dari Swansea City pada musim 2017-2018 dengan harga 45 juta pound.
Namun di balik gelimang uang yang Richarlison saat ini terima dari Everton, pemain asal Brasil ini memiliki masa lalu yang cukup sulit.
(Baca Juga : 3 Peran yang Mungkin Akan Dimainkan Cristiano Ronaldo bersama Juventus)
Richarlison lahir dari ayah yang berprofesi sebagai tukang batu dan ibu seorang petugas kebersihan di kota Nova Venecica, suatu daerah kumuh di tenggara Brasil.
Di kota yang dipenuhi oleh geng pengedar Narkoba tersebut, Richarlison tumbuh di tengah keterbatasan untuk meraih mimpinya menjadi pesepak bola.
Dilansir BolaSport.com dari Daily Mail, Richarlison pada masa kecil kerap kali harus ditodong pistol oleh geng narkoba.
Hal tersebut terjadi setelah Richarlison melewati daerah terlarang yang diberlakukan oleh geng pengedar Narkoba karena ingin bermain sepak bola.
Sosok Terdekat Halangi Mimpi Eden Hazard Menjadi Cristiano Ronaldo Baru https://t.co/muMCgZ2Ywn
— BolaSport.com (@BolaSportcom) 23 Juli 2018
Meski di Nova Venecica kartel Narkoba menjanjikan kehidupan yang layak, tapi Richarlison enggan masuk kedalam bisnis tersebut.
Pria 21 tahun ini lebih memilih bekerja sebagai penjual es krim di kampung halamannya tersebut sembari bermain sepak bola.
"Mayoritas teman saya pergi untuk menjual narkoba di jalanan karena dari situ mereka menghasilkan banyak uang, tapi saya tahu itu salah, jadi saya menjual cokelat dan es krim serta mencuci mobil karena saya tahu itu pekerjaan yang tepat untuk membantu ibuku," ujarnya.
"Teman-teman saya selalu mengatakan kepada saya, ayo kemarilah, jangan menjadi gadis kecil kemarilah dan merokok bersama kami lalu menjual narkoba bersama-sama, Anda bisa menghasilkan lebih banyak uang," ujar Richarlison.
(Baca Juga : BREAKING NEWS - Angkut Talenta Brasil, Everton Resmi Pecahkan Rekor Transfer)
Keteguhan hati Richarlison di sepak bola akhirnya membuahkan hasil meskipun sang penyerang sempat tak memiliki klub hingga usia 17 tahun.
Klub divisi dua Brasil, America Mineiro tertarik memberi kontrak dan saat itulah untuk pertama kalinya dirinya membeli sepatu sepak bola.
Sejak saat itu karier Richarlison berkembang cukup pesat dan kemudian hijrah ke klub besar Brasil Fluminense.
Ketika di Fluminense inilah bakatnya tercium oleh Marcos Silva yang kala itu melatih Watford dan membawanya ke Inggris dengan nilai transfer 11 juta pound.
Alisson Becker, Kiper Termahal Sejagat yang Lahir dari Sepasang Kiper https://t.co/e4f8DnYEOF
— BolaSport.com (@BolaSportcom) 20 Juli 2018
Di Watford, ia mampu mencetak lima gol dari 12 laga awalnya di Liga Inggris
Namun penampilannya setelah itu menurun karena manajemen Watford memecat Marco Silva.
Nasib tampaknya memang menjodohkan Richarlison dengan Marco Silva.
Setelah Marco Silva resmi menjadi pelatih Everton musim ini, pelatih asal Portugal ini ngebet mendatangkan mantan penyerang timnas U-20 Brasil ini.
The Tofees akhirnya menyanggupinya dan mengubah Richarlison dari seorang penjual es krim menjadi pria seharga 50 juta pounds atau setara 953 miliar rupiah.
(Baca Juga : [POPULER] Sempat Merasa Sangat Menderita, Bintang Barcelona Memilih Bertahan)
Editor | : | Kautsar Restu Yuda |
Sumber | : | Dailymail.co.uk |
Komentar