Kepergian Zinedine Zidane membuat Real Madrid terus mencari pengganti sepadan. Pelatih Tottenham Hotspur, Mauricio Pochettino, menjadi salah satu bidikan Los Blancos.
Zinedine Zidane memutuskan mengundurkan diri dari kursi pelatih Real Madrid pada Kamis (31/6/2018).
Hal ini membuat Real Madrid memiliki pekerjaan rumah untuk menemukan penerus yang tepat.
Menggantikan posisi Zidane bukan sesuatu yang mudah, apalagi pria berpaspor Prancis ini sukses mempersembahkan 9 gelar dalam 2,5 tahun kepemimpinannya di Santiago Bernabeu.
Nama Mauricio Pochettino pun muncul sebagai kandidat.
Meski belum pernah merengkuh trofi bergengsi sepanjang karier kepelatihannya, Mauricio Pochettino termasuk juru taktik yang mampu bersaing di Liga Inggris.
(Baca Juga: 10 Laga yang Menggambarkan Kegeniusan Zidane sebagai Pelatih Real Madrid)
Peracik strategi berusia 46 tahun ini berhasil menjadikan Tottenham Hotspur sebagai tim yang disegani di Negeri Ratu Elizabeth II hingga masuk kelompok The Big Six.
Pochettino pun sudah 4 kali dinobatkan sebagai Premier League Manager of the Month, yakni pada Oktober 2013, September 2015, Februari 2016, dan April 2017.
(Baca Juga: Kiper Legendaris Liverpool Minta Loris Karius Diampuni Seperti Dirinya)
Sejak menukangi Spurs pada 27 Mei 2014, Mauricio Pochettino mampu mempersembahkan 121 kemenangan dari 218 pertandingan di semua kompetisi.
The Lilywhites juga disulap Pochettino menjadi klub dengan daya gempur mematikan lewat perolehan 416 gol.
Akan tetapi, langkah Real Madrid untuk meminang Pochettino akan mendapatkan ganjalan besar dari Chairman Tottenham Hotspur, Daniel Levy.
Dalam wawancara dengan Cuatro yang dikutip BolaSport.com dari AS, Pochettino bahkan sudah mengirim sinyal bahaya kepada negosiator Real Madrid yang dikirim untuk mendapatkan tanda tangannya.
(Baca Juga: Ronaldo Sedih Madrid Tak Perlakukan Dirinya Seperti Messi di Barcelona)
"Hati-hati, Daniel Levy bisa menggigit," kata Mauricio Pochettino.
Daniel Levy telah memimpin Tottenham Hotspur sejak 2001. Dia dikenal sebagai sosok yang keras dalam bernegosiasi.
Pada era pemerintahan Levy, Spurs melepas Dimitar Berbatov ke Manchester United, Kevin-Prince Boateng ke AC Milan, Robbie Keane ke Liverpool FC, dan Sol Campbell ke Arsenal. Akan tetapi, semua transfer ini berlangsung dengan sangat alot karena keengganan Levy untuk mengalah.
Real Madrid tahu betul alotnya bernegosiasi dengan Daniel Levy ketika membeli Luka Modric dan Gareth Bale dari Tottenham Hotspur. Dibutuhkan kelembutan dan diplomasi untuk berkomunikasi dengan Levy.
(Baca Juga: 7 Korban Kekasaran Sergio Ramos, Termasuk Teman Sendiri dan Lionel Messi)
Daniel Levy tidak hanya dikenal sebagai pembicara yang tangguh ketika menjual pemain, tetapi dia juga andal dalam membikin kesepakatan dalam pembelian pemain.
Presiden Olympique Lyon, Jean-Michel Aulas, mengutarakan hal tersebut saat melepas kiper Hugo Lloris ke Tottenham Hotspur.
"Dalam 25 tahun, saya belum pernah melihat sesuatu seperti itu," kata Jean-Michel Aulas.
Apakah kengototan Real Madrid untuk ketiga kalinya bisa meluluhkan Daniel Levy?
(Baca Juga: Jadwal Lengkap Piala Dunia 2018, Awal dan Akhir di Moskwa)
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | transfermarkt.com, As.com |
Komentar