“Saya merotasi mereka. Tak ada masalah dengan rotasi. Memainkan trequartista jelas merupakan sebuah pilihan. Kami mungkin dapat mencetak lebih banyak gol, tapi saya selalu memutuskan keseimbangan terbaik untuk tim,” kata Spalletti.
(Baca Juga: Begini Pandangan Hanis Saghara terhadap Sang Pelatih Indra Sjafri)
Siap Derbi
Di sisi lain, Spalletti paham bahwa kebijakan rotasi bukan tanpa risiko.
Inter tetap mendapat kritik karena performa yang tak selalu stabil dan mengesankan walau mencatat start bagus.
Hasil di Benevento bisa menjadi contoh. Klub promosi yang terdampar di dasar klasemen itu hampir membukukan poin pertama mereka setelah mencetak sebuah gol yang menjadikan skor 1-2.
“Kadang para pengkritik membuat analisis yang berlebihan dengan cara apa pun. Saya pikir kami bermain dengan usaha yang bagus kendati pada kesempatan tertentu kami tak bisa mempertahankan kualitas itu,” lanjut Spalletti.
Ya, walau mengakui timnya tak senantiasa tampil memikat, Spalletti menganggap pasukannya layak mendapatkan pujian.
“Para pemain kami seharusnya merasa bangga karena tak ada yang memberikan kemenangan secara cuma-cuma. Kami layak menang,” ucap pelatih berkepala plontos ini.
Ujian besar akan hadir setelah jeda liga untuk laga timnas: derby della Madonnina. Milan, di tengah ambisi pemiliknya, tengah terluka usai kekalahan dari Roma.
"Inter siap bertarung di setiap laga, tak peduli siapa lawannya," ucap Spalletti.
Inter akan menjadi tuan rumah derbi. Mereka selalu menang di tiga laga kandang sebelumnya.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar