Reaksi adalah kata kuncinya. Milan asuhan Montella memang sangat payah soal perihal satu ini.
Kekalahan dari Lazio (1-4) dan Sampdoria (0-2) disebut terjadi karena Milan tak bisa merespons situasi.
Sejak dilatih Montella, I Rossoneri telah 19 kali berada dalam posisi tertinggal di pentas Serie A.
Dalam 19 situasi tersebut hanya sekali pasukan Montella membalikkan keadaan, tepatnya dalam laga kontra Crotone (2-1), 4 Desember tahun lalu.
Sebanyak 18 laga sisa berujung dengan enam skor imbang dan 12 kekalahan. Alamat buruk jika Milan tak segera memperbaiki kecenderungan tadi.
Pasalnya, Roma asuhan Di Francesco sedang mempertontonkan agresivitas kelas wahid.
Terlihat mudah bagi Roma untuk berada dalam posisi memimpin.
Ketika membabat Verona (3-0), Benevento (4-0), dan Udinese (3-1), I Lupi senantiasa bisa bikin minimal dua gol pada babak pertama.
Kecepatan Diego Perotti dan Stephan El Shaarawy plus ketajaman Edin Dzeko bakal menjadi tes mahaberat bagi Bonucci dkk.
Inferioritas Milan atas Roma bakal semakin terlihat jika menilik rekor pertemuan terkini. I Rossoneri hanya sekali menang dalam 10 duel terakhir versus Il Lupi.
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | TABLOID BOLA NO. 2.805 |
Komentar