Rasa sakit gagal di final Liga Champions mungkin hanya bisa dikalahkan oleh rasa sakit saat dua kali gagal di final kasta tertinggi kompetisi antar klub di Eropa tersebut.
Namun rasa sakit yang tak bisa disembuhkan itu malah membuat Diego Simeone punya tenaga yang lebih daripada sebelumnya.
Memasuki musim ketujuh menukangi Atletico Madrid, Simeone sudah dua kali merasakan bagaimana pahitnya kalah di final Liga Champions, tahun 2014 dan 2016.
Meski begitu, kini Simeone fokus pada masa depan daripada harus terus bersedih memikirkan masa lalu.
Baca Juga: Tujuh Tahun Latih Klub Spanyol, Pelatih Energik Ini Punya Catatan Mentereng
"Momen terendah bagi saya adalah ketika kalah di dua final Champions, terutama yang kedua," ujar Simeone seperti dilansir BolaSport.com dari situs resmi Atletico.
"Itu luka yang sangat dalam, rasa sakit yang tak bisa disembuhkan," ujar pelatih berusia 47 tahun tersebut.
Simeone mengaku kini punya energi lebih daripada saat ia datang pertama kali sebagai platih ke Atletico pada 2011 lalu.
Apalagi Atletico akan bermain di stadion anyar mereka musim ini, Wanda Metropolitano, stadion bintang empat Eropa yang mampu menampung lebih dari 67 ribu penonton.
Baca Juga: 5 Mantan Striker Tajam Ini Jadi Pelatih Legendaris, Sir Alex Ferguson Salah Satunya
"Orang-orang akan jatuh cinta dengan stadion ini, stadion yang luar biasa," tutur Simeone.
Sepanjang melatih Atletico, Simeone sudah menyumbangkan satu gelar Liga Spanyol (2013-2014), satu Copa del Rey (2012-2013), satu Piala Super Spanyol (2014), satu Europa League (2011-2012), dan satu Piala Super Eropa (2012).
Editor | : | Dimas Wahyu Indrajaya |
Sumber | : | atleticodemadrid.com |
Komentar