Perjumpaan BolaSport.com dengan Kaliningrad paling bisa digambarkan sebagai singkat tetapi berkesan.
Laporan Firzie A Idris dan Herka Yanis Pangaribowo dari Kaliningrad, Rusia
Sejak awal, kota ini memang paling menarik di antara kota-kota lain yang masuk daftar perjalanan kami.
Kaliningrad salah satu tujuan paling tidak lazim bagi mereka yang ingin berwisata ke Rusia.
Bagaimana tidak, Kaliningrad terpisah hampir 1.300 kilometer dari Moskow. Kota ini bahkan sudah tak berseberangan dengan Federasi Rusia lagi, melainkan terjepit di antara Polandia, Lithuania, dan Laut Baltik.
Perjalanan pesawat ke Kaliningrad membutuhkan waktu sekitar dua jam dan memasuki zona waktu berbeda.
Kota Kaliningrad sendiri terletak sekitar 40 menit perjalanan taksi dari Bandara Internasional Khrabovo.
(Baca Juga: Piala Dunia 2018 Buktikan Bahwa Posisi Tak Selalu Menentukan Prestasi)
Lanskap sepanjang perjalanan sangat familiar untuk mereka yang sering bepergian ke daerah Jawa Tengah, terutama Solo dan Jogjakarta.
Jalanan sempit dengan hanya satu jalur ke setiap arah ditemani oleh pemandangan ladang rumput di kiri dan kanan.
Arsitektur kota berpenduduk sekitar 500 ribu jiwa tersebut merupakan perpaduan antara konstruksi Uni Soviet, pergedungan modern, dan rumah-rumah ala Bavaria.
Wajar, hingga 100 tahun lalu, Kaliningrad dikenal dengan nama Konigsberg dan masih menjadi bagian dari Jerman.
Konigsberg diserahkan ke Uni Soviet sebagai bagian dari Perjanjian Postdam, pakta di antara Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Soviet mengenai pembagian daerah administrasi Jerman seusai Perang Dunia Kedua.
Berbeda dengan kota-kota lain yang telah BolaSport.com kunjungi selama di Piala Dunia, Kaliningrad terlihat sudah terbiasa menerima turis.
Indikasinya mudah. Para penduduk di kota ini banyak yang menguasai Bahasa Inggris termasuk warga senior mereka, suatu hal yang langka di Moskow.
Selain itu, menu-menu di beberapa restoran yang kami kunjungi dilengkapi dengan tulisan berbahasa Inggris yang memudahkan kami memilih makanan dengan para pramusaji.
Kami pun terkejut bahwa penjaga Musium Katedral Konigsberg di Pulau Knaypkhof di tengah kota yang sudah berusia senior berbicara bahasa Inggris dengan lancar.
Ia menjelaskan dengan relatif lancar apa saja yang bisa dilihat di musim tersebut.
"Memang, turis banyak datang. Jadi, kemampuan bahasa Inggris saya juga terlatih terus," ujar wanita bernama Svetlana itu saat BolaSport.com memuji bahasa Inggrisnya.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar