Polisi Rusia diperintahkan untuk tidak mempublikasikan berita buruk selama Piala Dunia 2018 berlangsung.
Dilansir BolaSport.com dari themoscowtimes.com, laporan mengenai tindak kejahatan yang terjadi di Rusia mengalami peningkatan.
Sejumlah turis yang datang untuk menyaksikan Piala Dunia 2018 banyak mengalami penipuan dan bahkan dirampok.
(Baca juga: Dari Sidoarjo, Egy Maulana Vikri Kirim Doa untuk Klubnya di Polandia)
Jumlah tindak kejahatan tersebut telah berlipat ganda menjelang turnamen digelar.
Gerai regional Rusia melaporkan bahwa kantor pers Kementrian Dalam Negeri setempat telah diperintahkan untuk tidak mempublikasikan peningkatan tindak kejahatan tersebut.
(Baca juga: Ivan Rakitic Siap Lakukan Dua Hal Ini Jika Timnas Kroasia Menjadi Juara Piala Dunia 2018)
"Dilarang mempublikasikan ke media hasil penyelidikan dan tindak pencegahan kejahatan pada 5 Juni hingga 25 Juli 2018," arahan Kementrian Dalam Negeri yang telah diterbitkan.
Tidak ada situs web Kementrian Dalam Negeri setempat yang menyebar laporan kejahatan di Rusia sejak 6 Juni 2018.
Hal itu juga diperkuat dari pernyataan polisi di daerah Belgorod, Krosnodar dan Tver.
Mereka menegaskan tidak ada peningkatan kejahatan, meski tidak menyebutkan sejak kapan.
(Baca juga: Salah Satu Alasan Mengapa Gareth Southgate Begitu Dicintai Banyak Penggemar)
"Kami melaporkan hal-hal yang memicu minat para pengunjung, fakta-fakta menarik yang terjadi pada Piala Dunia 2018," kata juru bicara polisi wilayah Belgorod.
Selain larangan menyebarkan berita mengenai kejahatan, pekerja transportasi di Rusia juga diharuskan memberikan senyuman untuk penggemar sepak bola asing.
Hal itu dikarenakan warga negara Rusia yang terkenal dengan wajah batu (cuek) mereka, bahkan ada yang menyebut bahwa itu merupakan ciri khas penduduk negara tersebut.
(Baca juga: Dua Kali Mendapat Pengalaman Pahit, Gelandang Timnas U-19 Berjanji untuk Bermain Lebih Baik)
Editor | : | Nina Andrianti Loasana |
Sumber | : | Themoscowtimes.com |
Komentar