Stadion Luzhniki di Moskow, Rusia akan menjadi saksi bisu yang menyaksikan sepak bola Kroasia menorehkan sejarah baru pada Minggu (15/7/2018). Untuk pertama kali, timnas Kroasia akan tampil pada partai final Piala Dunia.
Tak hanya sampai di situ, timnas Kroasia memiliki kans besar untuk menciptakan kisah yang tak akan terlupakan bagi pendukung tim berjulukan Vatreni tersebut.
Kroasia berpeluang untuk mengikuti jejak Prancis (1998) dan Spanyol (2010) sebagai negara yang melaju ke partai puncak Piala Dunia untuk pertama kali dan sukses merengkuh gelar juara.
(Baca Juga: Sepi Dukungan Suporter, Egy Maulana Vikri: Jangan Hanya Datang Saat Kami Menang)
Namun demikian, tantangan skuat besutan Zlatko Dalic tak main-main. Mereka akan dihadang hantu menakutkan yang bernama timnas Perancis.
Ya, hantu menakutkan. Mengapa?
Karena, timnas Kroasia belum pernah sekali pun menundukkan Prancis dalam pertandingan internasional.
(Baca juga: Refleksi dari Laga Indonesia Vs Malaysia - Asa Egy Maulana Vikri Cs Dinodai Penonton Mereka)
(Baca juga: Isu Terbantah, Jorge Sampaoli Tak Jadi Tangani Timnas U-20 Argentina)
Rekor tiga kekalahan dan dua kali seri menjadi rapor Kroasia saat bertemu Prancis, termasuk saat kalah pada semifinal Piala Dunia 1998.
Apa pun hasilnya, sejarah tetaplah sejarah. Kroasia telah berhasil menapakkan kaki pada partai puncak Piala Dunia 2018.
Selain itu, Luka Modric dkk menjadi negara ke-13 yang berhasil mencapai final Piala Dunia.
Capaian impresif ini pun ditanggapi oleh pelatih timnas U-19 Malaysia, Bojan Hodak.
(Baca juga: Didepak Klub Liga 1, Striker Ini Bersama Eks Pemain Arema Gabung Klub Hong Kong)
Pelatih kelahiran Kroasia yang baru saja menghantarkan timnas U-19 Malaysia meraih gelar Piala AFF U-19 2018 itu mengatakan, keberhasilan Kroasia mencapai final Piala Dunia 2018 merupakan kemenangan yang besar bagi seluruh masyarakat negeri asalnya.
(Baca Juga: Pelatih Timnas U-19 Malaysia Senang Egy Maulana Vikri Bermain di Eropa, Ini Alasannya)
"Kroasia adalah negara miskin dengan populasi lebih dari empat juta jiwa. Sepak bola adalah satu-satunya cara untuk lepas dari jeratan kemiskinan," ujar Bojan Hodak.
"Fasilitas latihan di Kroasia tak sebagus di negara-negara Eropa lainnya. Tetapi, pemuda di sana melihat sepak bola sebagai sebuah paspor untuk bermain di luar negeri," tuturnya.
Juru taktik berusia 47 tahun ini pun bercerita soal atmosfer kompetisi sepak bola usia muda di negara asalnya.
Menurut Bojan, kompetisi sepak bola usia dini di Kroasia sangat kompetitif. Setiap pemain muda ingin meraih kesuksesan dan mendapatkan penghasilan dari sepak bola.
(Baca Juga: Sepi Dukungan Suporter, Egy Maulana Vikri: Jangan Hanya Datang Saat Kami Menang)
"Hal yang paling mereka (pemain muda Kroasia) inginkan ialah bermain untuk tim papan atas Eropa," kata Bojan.
"Saya menaruh rasa hormat kepada pelatih timnas Kroasia, Zlatko Dalic. Dia berhasil untuk menyatukan pemain dari berbagai latar belakang untuk berjuang bersama-sama di Piala Dunia," tuturnya.
Diakui Bojan, tak mudah bagi seorang pelatih untuk menangani pemain-pemain yang mendapat gaji besar di klubnya masing-masing.
"Namun, Dalic telah melakukan tugasnya dengan sangat baik untuk memastikan anak asuhnya bermain dengan rasa bangga," ujarnya melanjutkan.
(Baca juga: Pemain Timnas Korsel Ini Cetak Gol untuk Klubnya, Dua Pekan Sepulang dari Piala Dunia 2018)
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | newstraitstimes.com |
Komentar