Naik taksi di Rusia menjadi sensasi yang tak tak akan gampang kita lupakan.
Laporan Firzie A. Idris dan Herka Yanis Pangaribowo dari Moskow, Rusia
Taksi menjadi salah satu moda transportasi pilihan bagi tim peliput BolaSport.com dan Kompas Gramedia di Rusia.
Namun, kami tak pernah menemui supir taksi yang menyetir kendaraannya dengan kalem dan pelan selama dua minggu berada di negeri Vladimir Putin.
Semua supir taksi selalu memacu kendaraan mereka seperti layaknya seseorang yang terlalu banyak menonton fim Fast and Furious.
Mereka selalu melakukan akselerasi secara cepat dan mengerem mendadak.
Tak ada istilah menunggu antrian kendaraan, mereka pasti selalu mencari jalur yang lebih cepat.
Pernah, taksi yang BolaSport.com tumpangi masuk ke parkiran untuk menghindari antrian tram di kota Moskow.
Sial bagi sang supir (dan kami tentu saja), pintu keluar parkiran tersebut tidak mengarah ke jalanan utama yang kami tuju sehingga sang supir harus memutar balik setidaknya tiga blok hanya untuk menempuh jalur awal.
Tentu saja, ia melakukannya sembari menggerutu.
Hal lebih menarik terjadi di St Petersburg di mana supir taksi yang kami tumpangi memacu kendaraannya secepat 200 km/jam kala kami menuju ke markas latihan timnas Inggris di Zelenogorsk, sekitar 50 km dari St Petersburg.
Mau tahu rasanya naik taksi di Rusia yang melaju 200 km/jam sambil dengerin musik hip hop?? Well, saya yg akan menempuhnya demi netijen tercinta #kgpialadunia #WorldCup pic.twitter.com/FeS8ayV4dS
— Firzie A. Idris (@firzieidris) June 23, 2018
Tentu saja, jantung kami berdebar-debar sepanjang perjalanan.
Namun, supir-supir ini selalu mematuhi peraturan dan marka jalan.
Mereka senantiasa berhenti jelang zebra cross apabila ada pejalan kaki yang ingin menyeberang (sesuatu yang masih sangat sulit dilakukan pengendara kendaraan bermotor di kota besar Indonesia) dan tak pernah menembus lampu merah.
Para supir taksi pun terlihat takut dengan aparat, salah satu supir taksi kami langsung memakai sabuk pengaman dan menurunkan jendela jika ada mobil patroli polisi.
(Baca juga: Paradoks Lionel Messi dan Hantu Diego Maradona)
Uniknya, supir taksi di sini banyak yang memasang kendaraannya dengan kamera dashboard.
Kamera itu biasanya dipasang menghadap ke arah depan.
Majalah WIRED pernah menulis tentang fenomena ini.
Menurut mereka, banyaknya korupsi di lembaga hukum dan kepolisian Rusia serta sistem legal yang tak memihak laporan pihak pertama saat terjadi kecelakaan membuat para pengemudi mendokumentasikan perjalanan mereka.
"Anda bisa masuk ke kendaraan tanpa celana, tetapi jangan pernah masuk ke kendaraan tanpa kamera dashboard Anda," tutur Aleksei Dozorov, seorang aktivis hak-hak pengemudi kepada Radio Free Europe tahun lalu.
Menurut data terakhir dari WHO (2007), Rusia mempunyai rataan 25,2 kematian per 100 ribu penduduk akibat kecelakaan kendaraan bermotor.
Jumlah itu salah satu tertinggi di dunia.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar