Kemenangan Jafro yang mengumpulkan nilai akhir 10, cukup dramatis.
Ia hanya selisih angka tipis dengan rekannya di Pelatnas, Roni Pratama (Jatim/13) dan pilot muda tuan rumah, Damar Aziz Prasidya (Jateng/14).
Melakukan enam penerbangan (ronde/sortie) dengan kondisi cuaca dingin bersuhu 16 derajat celcius selama kejuaraan, pencapaian Jafro semakin sempurna dengan keberhasilannya menginjak tepat titik nol pada ronde keempat.
Nilainya pun tidak pernah di bawah 4 pada seluruh ronde.
Sistim penilaian discard round (ronde coret) memungkinkan nilai terburuk setiap pilot pada satu ronde dihilangkan.
Sehingga, jumlah nilai Jafro yang tadinya 14 berkurang karena nilai 4 pada ronde ketiga dihilangkan.
Mengenai peluangnya di Piala Asia II Lintas Alam di Puncak, Jawa Barat, 11-14 Agustus 2017, peraih 2 medali emas, 1 perak, dan 2 perunggu di PON XIX Jawa Barat 2016 itu merasa harus mewaspadai pilot Korea Selatan.
“Stamina dan teknik pilot Korsel tinggi. Tinggal bagaimana kami mainkan strategi,” ucapnya.
Piala Asia II dimaksudkan sebagai ajang uji coba lokasi dan kinerja perangkat lomba menjelang Asian Games XVIII Indonesia, 18 Agustus-2 September 2018.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Federasi Aero Sport Indonesia |
Komentar