Artinya, perolehan nilai di kejuaraan tersebut dapat dihitung dalam penenttuan peringkat dunia.
Agar hasil kejuaraan diakui FAI, minimal satu kali penerbangan (ronde/sortie) harus terlaksana. Sedangkan maksimal ada tiga ronde.
“Kami akan memilih peserta berdasarkan prestasi internasional. Juga apakah setiap pilot sudah memiliki kartu peringkat Para Pro 4, yaitu syarat mengikuti kejuaraan internasional,” ujar Wahyu Yudha, Direktur Kejuaraan Piala Asia XC II 2017, yang juga Ketua Bidang Paralayang PGPI (Persatauan Gantolle dan Paralayang Indonesia).
Kejuaraan ini digelar untuk kedua kali setelah di Are Guling, Lombok, Nusa Tenggara Barat, tahun lalu.
Seperti dikatakan Tagor Siagian, Humas PB FASI, kepada BolaSport.com, ajang ini memperebutkan hadiah 8.250 dolar Amerika Serikat atau sekitar 105 juta rupiah.
Perlombaan melibatkan kelas putri, putra, dan beregu. Khusus kelas beregu merupakan gabungan maksimal 5 pilot dengan minimal 4 pilot putri dan putra.
Pelatnas Paralayang Indonesia untuk Asian Games 2018:
Putri:
- Eka Nesti Wulansari (Jawa Tengah, 24 tahun)
- Ike Ayu Wulandari (Jawa Timur, 22)
- Rika Wijayanti (Jawa Timur, 23)
- Lis Andriana (Kalimantan Timur, 34)
- Ifa Kurniawati (Jawa Timur, 39)
- Milawati Sirin (Jawa Barat, 47)
- Diah Kristina Rahayu (Jawa Timur, 28)
- Nofrica Yanti (Sumatera Barat, 33)
Putra:
- Aris Afriansyah (Banten, 23)
- Hening Paradigma (Jawa Tengah, 31)
- Elisa Manueke (Jawa Tengah, 56)
- Ardi Kurniawan (Jawa Timur, 28)
- Thomas Widyananto (Jawa Tengah, 40)
- Roni Pratama (Jawa Timur, 21)
- Joni Efendi (Jawa Timur, 27)
- Jafro Megawanto (Jawa Timur, 21)
- Reza Christiyanto, S.Pi (Jawa Timur, 33)
- Indra Lesmana (DKI Jaya, 22)
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | PB FASI |
Komentar