Hari ini, 7 September, merupakan hari kelahiran mantan Presiden Republik Indonesia, KH Abdurrahman Wahid.
Abdurrahman Wahid atau yang lebih akrab disapa Gus Dur semasa hidupnya adalah penggila sepak bola.
Kecanduan Gus Dur terhadap sepak bola dibenarkan oleh Alissa Qotrunnada, putri sulung Presiden keempat Republik Indonesia itu.
"Kliping Bapak banyak banget. Bapak punya satu koper isinya guntingan artikel-artikel tentang bola dari koran," kata Alissa seperti dilansir Bolasport.com dari Antara News.
Alissa menambahkan bahwa ayahnya bukan penggemar fanatik sebuah tim atau negara,
Ayahnya adalah penggemar sepak bola secara umum.
(Baca juga: Mengenang Gus Dur, Sempat Kalah Saing dengan Mike Tyson)
Gus Dur dikenal gemar menganalisis pertandingan sepak bola lengkap dengan strategi-strategi yang digunakan oleh para pelatih di lapangan.
Dalam tulisan Gus Dur di Harian Kompas, (11/7/1990), beliau menunjukkan kemampuan analisis dalam gelaran Piala Dunia 1990 di Italia.
Gus Dur menganggap Piala Dunia 1990 adalah ajang eskapisme atau pelipur lara yang berlaku universal di seluruh dunia.
Namun, Gus Dur tampak agak kecewa dengan Piala Dunia edisi 1990 yang menurutnya memiliki kualitas lebih rendah dibandingkan dua edisi Piala Dunia sebelumnya (1986 di Meksiko dan 1982 di Spanyol).
"Keterampilan individual tinggi ternyata tidak diimbangi dengan seni olah bola dan strategi brilian. Penurunan kualitas di dua bidang itu juga diperburuk oleh penampilan emosional banyak pemain," tulis Gus Dur dalam Harian Kompas, 11 Juli 1990.
(Baca Juga: Gila! Kenaikan Gaji Bocah Ajaib Liverpool Ini Mencapai 3250 Persen!)
Tak hanya Piala Dunia edisi 1990, Gus Dur juga unjuk gigi melakukan analisis pada gelaran Piala Dunia 1994.
Gus Dur mengulas setiap pertandingan dan kejadian selama gelaran tersebut secara mendalam.
Namun menurut Alissa, Gus Dur mulai kehilangan minatnya terhadap sepak bola sejak 1994 saat penglihatannya mulai berkurang.
Bahkan pada gelaran Piala Eropa 2012, Gus Dur sudah enggan menonton pertandingan sepak bola yang dulu sangat ia cintai.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | kompas.com, antaranews.com |
Komentar