Atlet cabang olahraga dirgantara paralayang yang disiapkan untuk Asian Games 2018 mendapatkan ujian sesungguhnya di kawasan Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, pada Sabtu (15/9/2017).
Kawasan Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, dikenal para pilot gantole (layang gantung) dan paralayang sebagai kawasan legendaris untuk meningkatkan kemampuan terbang lintas alam.
Pilot adalah sebutan untuk atlet olahraga dirgantara.
Meski membela daerah mereka masing-masing dalam Kejuaraan Nasional dan Kejuaraan Terbuka Lintas Alam Paralayang 2017 di Bukit Joglo, Desa Sendang, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, 13-17 September, ke-18 pilot, yaitu 8 putri dan 10 puta, tetap tampil ngotot.
Sadar, bahwa awal 2018 akan dipilih 12 pilot (5 putri dan 7 putra) sebagai regu nasional Indonesia untuk AG 2018, mereka memberikan kemampuan terbaiknya.
Seperti disampaikan Tagor Siagian, Humas PB FASI (Pengurus Besar Federasi Aero Sport Indonesia) kepada BolaSport.com, sebanyak 84 pilot dari 10 provinsi dan 3 negara Asia, yakni India, Singapura, dan Thailand, mengikuti kejuaraan khusus nomor Lintas Alam Terbatas (race to goal).
(Baca juga: 3 Nama yang Bikin Pep Guardiola Tinggalkan FC Bayern Muenchen)
Mereka harus melewati tepat di atas beberapa titik dalam soal dengan waktu tercepat.
Alat navigasi GPS (global positioning system) yang wajib dibawa semua pilot, merekam jejak terbang mereka, yang menentukan perolehan nilai.
Pada Ronde II, Jumat (15/9), pilot asal DKI Jaya, Tony Suwono, berhasil menggeser pilot Pelatnas, Ardi Kurniawan, dari peringkat teratas yang ia pegang pada Ronde I, Kamis (14/9), ke peringkat ketiga.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | PB FASI |
Komentar