Seperti dikutip BolaSport.com dari Tribun-Timur.com, Fachri mengaku sempat mengalami tekanan batin.
Bahkan kabarnya Fachri sempat membeci sepakbola atas tragedi itu. Apalagi ia merasa tak diperhatikan PSSI oasca cedera tragis yang dialaminya.
Untuk menenangkan diri, akhirnya ia sempat mondok mendalami ilmu agama di Pondok Pesantren Attahdzib di daerah Rejoagung, Ngoro, Jombang.
Setahun setelah mengalami tragedi cedera parahnya tersebut, Fachri mulai berusaha untuk mencari pekerjaan di luar sepakbola.
Fachri awalnya bekerja sebagai seorang satpam, namun kemudian pindah kerja di kawasan di Rungkut Industri.
(Baca Juga: Ada Pelatih Berdarah Indonesia di Liga Champions 2017-2018, Bahkan Ia Mantan Pemain Barcelona)
Sempat menjadi kuli panggul LPG di Rungkut Industri. Bersama 12 teman lainnya, setiap hari dia angkat-angkat LPG ke 20 truk.
Mantan pemain Sriwijaya FC U-21 lantas mencoba kembali melamar menjadi satpam. Ia sempat mengalami kendala saat menjalani tes fisik.
Anak tunggal dari pasangan Heri Purwoko dan Muryati ini kemudian diterima menjadi satpam yang bertugas menjaga bekas kantor milik pabrik rokok ternama asal Kediri.
Fachri mengaku dengan gaji sebagai satpam sulit untuk bisa menjalani terapi untuk memulihkan cideranya.
Editor | : | Bagaskara Setyana Adhie Perkasa |
Sumber | : | tribun-timur.com |
Komentar