Susy menilai sektor ganda campuran, ganda putra serta ganda putri telah menunjukkan hasil yang cukup baik. Namun, sektor tunggal putra dan putri masih perlu konsistensi dan kerja keras lebih.
"Tunggal putra dan tunggal putri masih belum konsisten, butuh fokus kematangan dalam menghadapi setiap lawan serta kesiapan dalam menghadapi lawan yang berbeda-beda," ujar Susy.
"Untuk tunggal putri, kami masih harus kerja keras untuk bisa masuk rangking elite dunia. Kami usahakan dalam waktu satu-dua tahun yang akan datang bisa mencapai prestasi yang lebih tinggi seperti di level superseries," tutur Susy.
(Baca Juga: Liliyana Natsir dan Ironi Sang Grand Master Catur Indonesia)
Sementara itu, pelatih kepala ganda putri nasional Eng Hian, memberikan apresiasiatas raihan Greysia/Apriyani. Pasangan senior-junior ini merupakan hasil racikannya yang baru dipasangkan pada Piala Sudirman 2017, Mei lalu.
"Saat melihat hasil pertandingan mereka di Korea dan Jepang Open, saya bilang kepada Chafidz (Yusuf – Asisten Pelatih Ganda Putri PBSI). Kalau melihat performa Greysia/Apriyani begini, tinggal nunggu waktu saja, kapan 'pecah telor' (dapat gelar)," kata Eng Hian.
"Melihat kualitas mereka, memang sudah bisa bersaing di kelas atas. Namun, cukup surprise juga mereka menangnya di Prancis, tidak menduga secepat ini,” ujar Eng Hian.
Menurut Eng Hian, setelah meraih gelar pada France Open, tugas Greysia/Apriyani tentu belum selesai. Keduanya bahkan harus mampu mengontrol ekspektasi berbagai pihak yang dibebankan kepada mereka ke depannya.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | badmintonindonesia.org |
Komentar