Sebagai persiapan ke Asian Games 1986 di Seoul, Korea Selatan, skuat tenis meja sempat dikirim ke Jepang untuk menggelar training camp (TC).
"Saya melakukan napak tilas TC di Mitaka City, Tokyo. Kami dulu ke sini pada 1986 sebagai persiapan ke Asian Games 1986. Kami sempat menggelar TC selama delapan bulan. Dulu sebagai atlet, sekarang saya datang bersama ibunda dan anak saya," kata perempuan asal Kediri ini.
Kunjungan itu membangkitkan memori Ling Ling akan kiprah para petenis meja Indonesia di masanya. Hal itu jugalah yang membuat dia berharap agar para petenis meja nasional saat ini bisa semakin berprestasi.
"Para petenis meja nasional harus terus berjuang untuk membela Merah-Putih. Penghargaan dari pemerintah pasti akan selalu dibeirkan kepada para atlet terbaik."
"Saya yakin bahwa penghargaan pasti mengiringi perjuangan kita. Memang menjadi atlet harus berperih dahulu, tapi perjuangan dan ketekunan pasti akan dinilai oleh Sang Khalik," tutur Ling Ling.
Ya, Ling Ling dkk merupakan penerima anugerah dari Kemenpora untuk para legenda olahraga Indonesia.
Tenis meja menjadi salah satu cabang yang diberikan apresiasi, Ling Ling, Anton Suseno, Rossy Pratiwi Dipoyanti, Gunawan Sutedja, Sugeng Utomo, Sinyo Supit, adalah beberapa eks petenis meja yang mendapatkan apresiasi dari Kemenpora di Jakarta, Rabu (13/12/2017).
Ketika masih aktif, Ling Ling mempersembahkan dua emas di SEA Games Indonesia 1987 melalui nomor ganda putri dan tim putri. Dia juga meraih emas di nomor tim putri pada SEA Games Malaysia 1989.
Ling Ling kembali menjadi anggota tim putri yang meraih emas di SEA Games Filipina 1991 dan di SEA Games Singapura 1993. Pada SEA Games 1993, Ling Ling juga merebut emas di ganda putri.
Editor | : | Doddy Wiratama |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar