Tenis meja Indonesia sangat luar biasa pada era 70an hingga 90an saat nama-nama beken seperti Diana Wuisan, Empie Wuisan, Tony Meringgi, Ling Ling Agustin, hingga Rossy Pratiwi Dipoyanti selalu meraih hasil baik di beragam turnamen internasional.
Hingga menjadi mantan atlet, para atlet elite ini ternyata masih terus menjadi petenis meja.
Ya, Ling Ling Agustin dan Rossy Pratiwi Dipoyanti mengikuti turnamen bertajuk Kejuaraan Tenis Meja Asian (Pacific) Veteran di Yaizu, Shizuoka, Jepang, 7-10 Desember 2017.
"Kami tumbang di delapan besar, baik di nomor regu maupun nomor tunggal. Kami dikalahkan Taiwan dan memang kami lengah. Para lawan kami juga merupakan pemain nasional dulunya," ucap Ling Ling kepada BolaSport.
Ling Ling dan Rossy adalah beberapa nama petenis meja putri terbaik Indonesia pada masanya.
Keduanya tampil di Olimpiade Barcelona 1992 pada nomor tunggal putri dan ganda putri. Kala itu, Rossy dan Ling Ling berpasangan di ganda putri.
(Baca Juga : Pemain Impor Ini Bawa Pacific Caesar Puncaki Klasemen Divisi Putih IBL 2017-2018)
Dengan disiplin dan determinasi tinggi tersebut, dua orang eks petenis meja ini tetap tampil agresif dan masih haus berkompetisi.
“Saya tetap merasa bangga bisa mengibarkan bendera negara di turnamen internasional dan saya terus bermain untuk terus menjaga kebugaran,” tutur Ling Ling ketika ditemui pada awal tahun.
Semangat itu pun dihiasi dengan kenangan perempuan 48 tahun ini akan masa-masa pelatnas.
Sebagai persiapan ke Asian Games 1986 di Seoul, Korea Selatan, skuat tenis meja sempat dikirim ke Jepang untuk menggelar training camp (TC).
"Saya melakukan napak tilas TC di Mitaka City, Tokyo. Kami dulu ke sini pada 1986 sebagai persiapan ke Asian Games 1986. Kami sempat menggelar TC selama delapan bulan. Dulu sebagai atlet, sekarang saya datang bersama ibunda dan anak saya," kata perempuan asal Kediri ini.
Kunjungan itu membangkitkan memori Ling Ling akan kiprah para petenis meja Indonesia di masanya. Hal itu jugalah yang membuat dia berharap agar para petenis meja nasional saat ini bisa semakin berprestasi.
"Para petenis meja nasional harus terus berjuang untuk membela Merah-Putih. Penghargaan dari pemerintah pasti akan selalu dibeirkan kepada para atlet terbaik."
"Saya yakin bahwa penghargaan pasti mengiringi perjuangan kita. Memang menjadi atlet harus berperih dahulu, tapi perjuangan dan ketekunan pasti akan dinilai oleh Sang Khalik," tutur Ling Ling.
Ya, Ling Ling dkk merupakan penerima anugerah dari Kemenpora untuk para legenda olahraga Indonesia.
Tenis meja menjadi salah satu cabang yang diberikan apresiasi, Ling Ling, Anton Suseno, Rossy Pratiwi Dipoyanti, Gunawan Sutedja, Sugeng Utomo, Sinyo Supit, adalah beberapa eks petenis meja yang mendapatkan apresiasi dari Kemenpora di Jakarta, Rabu (13/12/2017).
Ketika masih aktif, Ling Ling mempersembahkan dua emas di SEA Games Indonesia 1987 melalui nomor ganda putri dan tim putri. Dia juga meraih emas di nomor tim putri pada SEA Games Malaysia 1989.
Ling Ling kembali menjadi anggota tim putri yang meraih emas di SEA Games Filipina 1991 dan di SEA Games Singapura 1993. Pada SEA Games 1993, Ling Ling juga merebut emas di ganda putri.
Editor | : | Doddy Wiratama |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar